Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KSAD Apresiasi Prajurit Yonif 134 Tuah Sakti Tak Lakukan Penyerangan Balik
Oleh : Gokli
Selasa | 23-09-2014 | 15:04 WIB
ksad_gatot_btd.jpg Honda-Batam
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menagapresiasi sikap prajurit Batalyon Infantri 134 Tuah Sakti tidak melakukan penyerangan balik ke Markas Komando Brimob Polda Kepri kendati empat anggotanya tertembak. Padahal, prajurit TNI sudah dibekali senjata lengkap dan kemampuan perang.

"Inilah gambaran prajurit saya. Bermoral tinggi, bermental baja, disiplin dan profesional. Empat rekannya tertembak, tapi mereka bisa menahan diri. Apa yang mereka katakan, kalau kita menyerang Brimob tidak sampai 10 menit selesai," kata dia, di sela-sela kunjungan ke Markas Komando Batalyon Infantri 134 Tuah Sakti Batam, Selasa (23/9/2014) siang.

Kenapa tak jadi melakukan penyerangan, kata KSAD, prajurit TNI tahu musuh mereka adalah musuh Negara yang mengusik keutuhan dan kedaulatan NKRI. Bahkan, prajurit juga mengatakan panglima mereka yang tertinggi adalah hukum.

"Saya marah sebagai seorang ayah, saya sebagai KSAD. Tapi begitu saya lihat mereka, saya berikan apresiasi. Begitu gambaran prajurit-prajurit saya," kata dia, lagi.

KSAD menjelaskan kronologis kejadian, bermula saat empat prajurit Yonif 134/TS mengikuti mobil yang masuk ke Mako Brimob dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) 1 (depan Perumahan Cipta Asri). Prajurit itu masuk ke penjagaan yang dipimpin Praka Eka Basri dan menanyakan kepada kaki rekannya ditembak.

"Saat itu, petugas Brimob langsung kokang senjata dan lari ke dalam. Tiba-tiba ada aba-aba serang, Praka Eka Basri pun tertangkap saat itu,"jelasnya.

Masih kata KSAD, setelah Praka Eka Basri tertangkap, Pratu Eko Saputra pun ditembak di bagian kaki. Sementara, Pratu Sudirman yang ikut dalam rombongan itu langsung melaporkan kejadian kepada Pasi Intel Bataliyon 134 Tuah Sakti. Selanjutnya, Pasi Intel Letnan Satu Irham dan Komandan Kompi Markas (Dankima) datang, yang kemudian menyampaikan kepada Wakasat Brimob ada anggota Yonif 134/TS yang ditahan di Mako Brimob.

"Ada apa kamu?. Tidak bisa dikeluarkan. Kemudian diyakinkan lagi Pasi Intel, apakah abang akan membiarkan anggota saya mati di dalam. Barulah Wakasat Briomb perintahkan keluar dan terdengar suara tembakan satu kali dan lampu padam," terangnya.

Saat keluar, kata KSAD, ada sekitar 15 anggota Yonif 134/TS berpakaian preman yang baru saja selesai apel. Dimana para prajurit yang berpakaian preman itu tinggal di Perumahan Cipta Asri. Mereka dilerai, karena ada rekan mereka yang tertembak di Mako Brimob. Penembakan itu terjadi saat lampu mati.

Anggota Yonif 134/TS yang tertembak itu langsung dievakuasi ke Batalyon, tidak langsung ke rumah sakit karena takut akan dicegat lagi oleh Brimob. Setelah itu, Komandan Bataliyon yang baru tiga hari menjabat datang dan memerintahkan semua prajurit untuk pulang ke markas.

"Saya juga perintahkan, semua senjata ditarik dan disimpan ke Kodim. Semua harus tidur di lapangan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, KSAD mengimbau semua prajurit TNI dimana pun bertugas, bahwa Polisi dan TNI sama-sama aparat negara dan juga partner. Polisi itu bertugas profesional, yang melakukan penembakan adalah polisi-polisi kriminal dan tak bertanggungjawab, serta terkena erosi kepemimpinan.

"Masalah ini sepenuhnya kami serahkan kepada tim investigasi. Yang paling penting adalah hasil dari investigasi, kemudian ada pengadilan, hasil pengadilan yang adil lah yang bisa mengobati luka hati saya dan prajurit-prajurit saya," sebutnya.

Editor: Dodo