Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ibu dan Dua Anak di Sagulung Keracunan Kerupuk Gadung
Oleh : Gokli Nainggolan
Rabu | 17-09-2014 | 13:26 WIB
IMG_20140917_121151.jpg Honda-Batam
Toko Yolan yang menjual kerupuk gadung. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Nana S (34) serta dua anaknya, Weny Okto V (15) dan Khalimah Ghoniy (6) dilarikan ke IGD RSUD Embung Fatimah, Selasa (16/9/2014) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Ketiga warga Kavling Bukit Melati blok C No 1 Dapur 12, Sagulung, itu diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi kerupuk gadung.

Awalnya mereka mengalami sakit perut dan mual-mual setelah mengkonsumsi kerupuk gadung yang dibeli dari Toko Yolan "Aneka Kerupuk Khas Jawa" di lokasi SP Plaza Blok L No 8 Sagulung. Informasi yang diterima, ketiganya mengonsumsi kerupuk tersebut sekitar pukul 19.00 WIB sambil menonton siaran televisi. Tak lama setelah mengkonsumsi kerupuk itu, mereka langsung pusing dan mual-mual, bahkan mutah.

Muliati, keluarga korban, di RSUD Embung Fatimah menyampaikan, ketiga korban diketahui keracunan makanan setelah dilarikan ke IGD. Awalnya, dia mendapat telepon dari suami Nana untuk membantu membawa anak dan istrinya ke rumah sakit.

"Saya ditelepon, katanya ponakan saya pusing dan muntah-mutah. Setelah kami bawa ke rumah sakit, ternyata keracunan makanan yang baru dikonsumsi," kata dia.

Dijelaskannya, kerupuk gadung seberat 0,5 kg itu dibeli seharga Rp10 ribu. Bahan mentah yang dikemas plastik itu digoreng dulu baru dimakan.

"Kemasan kerupuk itu tak ada tanggal kadaluarsa dan cara mengonsumsinya. Bungkusnya polos saja, ada ukuran 1 kilogram dan 0,5 kilogram," jelasnya.

Sementara, sejumlah karyawan Toko Yolan berkelit saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (17/9/2014) siang. Selain tak mau menyebutkan siapa pemilik toko, mereka juga mengelak menjual kerupuk beracun kepada masyarakat.

"Bos kami di Jawa, kerupuk ini memang bisa memabukkan. Tapi seingat saya tak ada kerupuk gadung yang terjual kemarin. Bisa saja itu dari toko lain. Di Batam banyak yang jual seperti ini," kata karyawan toko yang mengaku bermarga Sidabutar itu.

Tak hanya berkelit, pria dan dua wanita di toko itu juga meminta pewarta untuk menghadirkan korban. Sebab, mereka mengaku mengenal semua pembeli yang datang ke toko mereka. "Bawalah korbannya ke sini. Kami kenal semua pembeli," dalihnya.

Setelah diperjelas tujuan wartawan datang ke toko itu untuk konfirmasi berita, ketiga karyawan itu pun membenarkan kerupuk gadung memang beracun dan bisa memabukkan jika dikonsumsi terlalu banyak. Tapi, jika hanya sedikit, kerupuk tersebut tidak akan menimbulkan efek samping.

"Ini memang beracun, apalagi kalau dimakan banyak bisa mabuk. Kalau sikit saja tak akan mabuk. Kalau tak percaya kita buktikan saja,"celetuk salah seorang wanita, yang mengaku masih keluarga pemilik toko.

Disinggung menegenai berbagai jenis kerupuk mentah yang mereka jual tanpa ada mencantumkan tanggal kedaluarsa, wanita yang tak mau menyebutkan namanya itu mengatakan, kerupuk yang mereka jual tahan sampai dua tahun. Selain diolah alami, kerupuk itu mereka pastikan tanpa menggunakan bahan pengawet.

"Ini tahan sampai tahun 2016. Tak ada pengawet, alami semua," katanya. (*)

Editor: Roelan