Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tambah 10 Jalur Penerbangan, Bandara Dabo Dapat Suntikan Rp30 Miliar di 2015
Oleh : Nur Jali
Rabu | 17-09-2014 | 09:02 WIB
kabandara dabo.jpg Honda-Batam
Dodi Darma Cahyadi, Kepala Bandara Dabo

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bandara Dabo akan mendapatkan subsidi sebesar Rp30 miliar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pada tahun 2015 mendatang.

Hal ini sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi II Angkutan Udara Perintis yang dihadiri 22 KPA ( Kuasa Pengguna Anggaran) dari seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Medan, beberapa waktu yang lalu.

Subsidi tersebut akan digunakan untuk penambahan jalur penerbangan yang biasanya hanya tigal kali satu minggu, maka pada tahun 2015 nanti akan menjadi 7 kali penerbangan.

"Berdasarkan rapat koordinasi, karna banyaknya minat masyarakat menggunakan pesawat perintis, maka frekuensinya ditambah untuk tahun depan," kata Dodi Darma Cahyadi, Kepala Bandara Dabo, Rabu (17/9/2014).

Sebelumnya pada tahun 2014 ini Bandar Udara Dabo telah mendapatkan subsidi Rp10 miliar untuk tiga kali penerbangan dalam seminggu. Namun frekuensi penerbangan tersebut tidak mencukupi sehingga banyak antrean penumpang. Dengan penambahan frekuensi ini nantinya Bandar Udara Dabo akan melayani 10 jalur penerbangan setiap minggunya.

"Nanti setiap hari akan ada pesawat yang parkir di bandara ini," kata Dodi.

Penerbangan tersebut akan melayani rute, Dabo - Tanjungpinang, Dabo - Jambi, dan Dabo - Pekanbaru. Namun untuk penerbangan ke Batam saat ini belum bisa dilakukan karena Bandara Hang Nadim hanya melayani pesawat komersil dan tidak menyediakan penerbangan pesawat perintis.

"Untuk Batam belum bisa, karena Hang Nadim hanya melayani pesawat komersil, tapi kita akan upayakan agar ada juga penerbangan ke Batam," kata Dodi.

Meskipun begitu menurut Dodi pihaknya telah berusaha untuk kembali menghidupkan aktivitas Bandar Udara Dabo, namun hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Lingga tidak pernah memperhatikan hal ini.

Salah satunya adalah kendala yang dihadapi untuk perluasan panjang landasan, hal ini penting sehingga bandara ini dapat disinggahi pesawat jenis ATR 72. "Kita pernah minta Pemkab untuk bantu pembebasan lahan, untuk perluasan panjang bandara, tapi hingga saat ini tidak direspon," kata Dodi.

Padahal transportasi udara sangat diidamkan oleh masyarakat Lingga, dengan antusias yang tinggi. Untuk penerbangan ke Pekanbaru di tahun ini, tiketnya sudah penuh sampai akhir tahun. Demikian juga dengan penerbangan ke Jambi dan Tanjungpinang. 

Editor: Dodo