Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IHSG Terkikis 19.634 Poin ke Level 3,806.1

BI Tetap Tahan BI Rate di Level 6.75 Persen
Oleh : sumantri
Kamis | 09-06-2011 | 17:09 WIB
jsx_composite_sesi_II.png Honda-Batam

PKP Developer

IHSG Sesi II kembali tersungkur 19 poiin akibat sentiment Internal

 

Batam, batamtoday - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur 19 poin menyusul pernyataan BI menahan BI Rate. Hal ini dilakukan otoritas bank sentral dalam rangka menghadapi ancaman risiko yang berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas ekonomi. Dana asing pun mulai kabur dari bursa.

"Salah satu katalis indeks cuma saham dari PT Salim Ivomas yang kemarin listing dan menguat Rp 1.230 per lembar saham. Hal ini sempat membawa Indeks naik ke posisi tertingginya di 3.829,812. Namun Investor lebih pilih berhati-hati dengan mengamankan portofolionya sebelum keluar pernyataan Bank Indonesia (BI) soal penetapan BI Rate. Indeks pun langsung kembali jatuh ke zona merah," ungkap Johan Effeni, senior analis Phillip Securities Batam, kepada batamtoday, Kamis, 9 Juni 2011.

Selanjutnya euphoria bursa sempat diwarnai aksi bank sentral yang secara mengejutkan menggiring IHSG kembali 'ngendon' di zona merah. Meski BI memutuskan untuk menahan BI Rate di 6,75% dan menyatakan tekanan inflasi cenderung turun namun IHSG tetap tak beranjak dari jeratan zona merah. Indeks malah semakin jatuh dan nyaris tinggalkan level 3.800.

Selanjutnya otoritas bank sentral mengingatkan agar investor mewaspadai sejumlah risiko yang berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas ekonomi dalam negeri. Hal ini membuat investor asing segera melarikan dananya keluar lantai bursa.

"Investor asing yang melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sejak siang tadi kini nilainya menjadi semakin besar, yaitu Rp694,991 miliar di seluruh pasar. Tekanan jual pun melanda saham-saham unggulan sehingga hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa melemah. Hanya sektor agrikultur yang masih mampu menguat tipis," tambah Johan.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 107.738 kali pada volume 5,361 miliar lembar saham senilai Rp 4,913 triliun. Sebanyak 82 saham naik, 153 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Keluarnya data ekonomi China yang tidak sesuai ekspektasi membuat bursa-bursa di Asia tertekan, terutama bursa saham China dan Hong Kong. Hanya bursa Jepang yang mampu mengakhiri pelemahan dan berhasil cetak rebound tipis.

Indeks Komposit Shanghai (China) anjlok 46,97 poin (1,71%) ke level 2.703,32, Indeks Hang Seng (Hongkong) melemah 51,80 poin (0,23%) ke level 22.609,83, Indeks Nikkei 225 (Jepang) naik tipis 17,69 poin (0,19%) ke level 9.467,15 dan Indeks Straits Times (STI Singapore) turun tipis 0,71 poin (0,02%) ke level 3.102,27.

Harga minyak dipasaran internasional berada di level 101.28 dolar Amerika per Barel. Harga Logam mulia atau emas di bursa NYMEX New York pada pembukaan perdagangan bursa sesi I Kamis, 09 Juni 2011, berada di level 1537.40 dolar Amerika troy ounce dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.

Semenatara itu nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika di pasar spot valas antar bank Jakarta berada di level Rp8,519.00 per dolar Amerika menguat 8 poin dibanding sebelumnya.

Jajaran saham-saham yang mengisi Top gainers untuk pembukaan perdagangan sesi II ini adalah saham-saham dengan kode Emiten MLBI naik 7000 poin ke level Rp355.000, DLTA naik 1500 poin ke level Rp120.000, SIMP naik 150 poin ke level Rp1.250.

Jajaran saham-saham yang mengisi Top Losers untuk pembukaan perdagangan sesi ini adalah saham-saham dengan kode Emiten DSSA turun 850 poin ke level Rp14.500, ASII turun 700 poin ke level Rp58.800, MBAI turun 550 ke level Rp24.500.