Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Kepri Tumbuh 6,14 Persen, Tertinggi di Sumatera dan Jadi Contoh Nasional
Oleh : Aldy
Selasa | 22-04-2025 | 15:04 WIB
ekonomi-kepri.jpg Honda-Batam
BI Kepri saat merilis LPP (Laporan Perekonomian Provinsi) Kepulauan Riau Edisi Februari 2025, pada Selasa (22/4/2025) di Kantor BI Kepulauan Riau, Kota Batam. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan capaian ekonomi yang mengesankan. Pada triwulan IV tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 6,14 persen secara tahunan (year-on-year), melampaui rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera yang hanya sebesar 4,60 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto, mengungkapkan capaian tersebut didorong oleh kontribusi signifikan sektor ekspor bersih, industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Keempat sektor tersebut berperan sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah.

"Pertumbuhan ini menunjukkan daya tahan serta daya saing ekonomi Kepri, terutama melalui kinerja ekspor yang solid dan penguatan sektor manufaktur," ujar Rony saat konferensi pers di Batam, Selasa (22/4/2025).

Lebih lanjut, Rony menambahkan transformasi digital turut memperkuat fondasi ekonomi daerah. Tren penggunaan transaksi non-tunai, khususnya melalui QRIS, memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan percepatan perputaran ekonomi masyarakat.

Di sisi fiskal, meski realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah mengalami perlambatan, Kepri tetap berhasil menjaga stabilitas. Inflasi daerah terkendali, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan IV 2024 tercatat 2,09 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya dan masih dalam rentang target nasional sebesar 2,5+/-1 persen.

Sektor perbankan juga menunjukkan tren positif. Penyaluran kredit terus tumbuh, terutama untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mencerminkan kuatnya fungsi intermediasi keuangan. Namun demikian, Bank Indonesia tetap memberi perhatian pada risiko kredit rumah tangga yang meningkat seiring pertumbuhan konsumsi.

"Pertumbuhan ekonomi Kepri juga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tercermin dari membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Di sektor pertanian, Nilai Tukar Petani (NTP) juga menunjukkan perbaikan," jelas Rony.

Kepri kini dinilai tidak hanya sebagai pusat industri dan ekspor nasional, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana transformasi digital dan penguatan sektor riil dapat bersinergi untuk menghadapi tantangan ekonomi global.

Memasuki tahun 2025, Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Kepri akan terus tumbuh, didorong oleh konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, serta sinergi antarinstansi dalam pengendalian inflasi melalui TPID dan GNPIP.

Editor: Gokli