Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tingkat Stres Dapat Dideteksi Melalui Google Glass
Oleh : Redaksi
Rabu | 10-09-2014 | 09:42 WIB
google_glass.jpg Honda-Batam
(Foto: Deutsche Welle).

BATAMTODAY.COM - Perangkat monitor kesehatan saat ini sudah menjadi satu dengan fashion. Contohnya Google Glass, yang bisa memonitor jantung dan pernafasan pemakainya. Bahkan, kacamata digital itu bisa digunakan untuk melacak tingkat stres penggunanya.

Selain memproyeksikan peta, arah, dan e-mail di depan wajah, Google Glass juga dapat mengukur tanda-tanda biologis seperti jantung dan pernafasan, menurut penelitian baru. Peneliti dari Lab Media MIT dan Georgia Institute of Technology School of Interactive Computing mengatakan, mereka secara akurat dapat mengorek data ini dengan memantau gerakan kepala kaca pemakai dengan giroskop, accelerometer, dan kamera yang dibenamkan ke Google Glass.

Makalah hasil penelitian ini akan dipresentasikan pada konferensi MobiHealth di Athena, Yunani, pada bulan November mendatang.

Dikutip dari laman MIT, proyek yang disebut Bioglass itu dapat menyebabkan aplikasi pelacakan biometrik pada Google Glass. Bioglass menggunakan sensor kaca dan kamera untuk melacak ballistocardiogram (BCG) -yang merupakan sinyal mekanik yang mengukur gerakan kecil yang dihasilkan dari gerakan jantung memompa darah- pemakainya. Pelacakan BCG telah ada sejak 1870-an, tapi hampir tidak digunakan selama bertahun-tahun karena itu sulit untuk melacak tanpa peralatan khusus
(seperti meja tanpa friksi).

Dalam sebuah studi dengan 12 orang, peneliti mampu memperkirakan denyut jantung dan pernafasan hampir seakurat sensor yang disetujui FDA untuk melacak sinyal yang sama. Hasil estimasi untuk denyut jantung dari satu beat per menit dan respirasi kurang dari satu tarikan napas per menit, kata Javier Hernandez, seorang mahasiswa pascasarjana di MIT Media Lab yang ikut menulis kertas.

Para peneliti membangun sebuah aplikasi Android yang menangkap data dari accelerometer, giroskop, dan menghadap ke depan kamera perangkat Google Glass; untuk mendapatkan berbagai parameter fisiologis, peserta penelitian memakainya saat mereka berdiri, duduk, dan berbaring tak bergerak, dan kemudian berdiri lagi kemudia berlatih sepeda.

Peneliti kemudian mengambil data jantung-dan tingkat respirasi dari bacaan akselerometer dan giroskop, dan melacak gerak dalam video dengan mencatat perpindahan pixel dari waktu ke waktu. Mereka kemudian menggunakan data ini untuk mengekstrak informasi jantung dan pernapasan. (*)

Editor: Roelan