Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gudang di Daerah Batuaji Ini Diduga Jadi 'Penampung Besar' Solar Ilegal di Batam
Oleh : Tim BATAMTODAY.COM
Selasa | 09-09-2014 | 14:43 WIB
gudang di komplek pt unitek.jpg Honda-Batam
Gudang di komplek PT Unitec yang diduga sebagai "penampung besar" solar ilegal di Batam. (Foto: Tim BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Salah satu gudang di lokasi perusahaan galangan kapal atau tepatnya di dalam komplek PT Unitec di daerah Sintai, Batuaji, diduga menjadi muara dari penimbunan bahan bakar minyak (BBM) jeniS solar ilegal. Gudang itu juga disebut-sebut milik salah seorang pengusaha yang tengah berurusan dengan Mabes Polri.

Informasi yang dihimpun di lapangan, di dalam gudang itu sedikitnya terdapat enam tangki besar berkapasitas puluhan ton. Pekerja di dalam gudang melakukan aktivitas penampungan solar dari kapal-kapal atau pompong yang "bermain" di laut dan juga melakukan penampungan dari truk tangki BBM milik penimbun solar di darat.

Beberapa warga di lokasi itu membenarkan jika belasan truk tangki BBM kerap hilir mudik ke dalam gudang. Aktivitas truk tangki itu kerap terjadi pada sore dan malam hari. Sedangkan aktivitas penampungan dari kapal juga disebut kerap dilakukan pada malam hari.

"Saya tak tahu itu resmi atau tidak. Kalau sore sampai malam, truk tangki BBM sering masuk. Untuk kapal pompong yang pernah saya lihat khusus malam hari saja," kata Yd, salah seorang warga di lokasi.

Yd meminta namanya diinisialkan lantaran takut berurusan dengan pemilik gudang yang dikenal sebagai pengusaha besar. Tak hanya itu, dia juga takut lantaran banyak preman 'yang dipelihara' pemilik gudang.

"Harus jangan pakai nama saya. Jangankan ngomongi gudang itu, jalan saja kalau ketahuan ngelirik ke arah gudang bisa jadi masalah. Makanya warga di lokasi ini pada diam-diam semua," sebutnya.

Gudang yang ditutup dengan pagar beton dan gerbang besi pelat itu mempersulit sejumlah pewarta untuk melakukan konfirmasi terhadap penjaga gudang. Bahkan, suara bising dentuman besi dari beberapa perusahaan galangan kapal dekat lokasi gudang juga memungkinkan penjaga gudang tak mendengar upaya pewarta untuk melakukan konfirmasi.

Beberapa pekerja di lokasi mengatakan, pintu itu akan terbuka kalau ada truk tangki BBM yang masuk. Para pekerja di dalam gudang juga disebut jarang berinteraksi dengan para pejerka galangan kapal di daerah itu.

"Pintunya jarang terbuka, paling kalau ada truk BBM masuk. Kami tak kenal dengan pekerja di dalam gudang itu," kata Hasan, yang mengaku kerja di PT Kumala. (*)

Editor: Roelan