Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Tarempa Sulit Dapatkan Air Bersih
Oleh : Nursali
Selasa | 09-09-2014 | 07:50 WIB
air mati.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Warga Raden Saleh, Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas kembali mengeluhkan ketersediaan air yang semakin hari semakin susah diperoleh. Walaupun sudah memasuki bulan September, namun air masih saja sulit didapat.

Beberapa warga malah mengaku air di rumahnya sudah berhari-hari tidak hidup. Kondisi ini sudah berlangsung dari beberapa bulan lalu namun tetap saja belum ada solusinya.

“Makin parah saja kondisi air saat ini. Di rumah kita sudah 3 hari air tidak jalan, padahal tahun kemarin bulan September seperti ini air sudah lancar lagi," ungkap salah seorang warga Raden Saleh, Tarempa , Martani kepada sejumlah wartawan, Senin (08/09/2014).

Martani juga menambahkan, kondisi tersebut dirinya terpaksa mengangkat air dengan menggunakan jerigen dari rumah kerabatnya yang masih memiliki air. Setiap hari rata-rata Siti harus mengangkut 5 hingga 7 jerigen dengan menggunakan sepeda motor sejak malam hingga subuh.

"Saya terpaksa bolak-balik mengangkat air dengan sepeda motor dari kantor KONI ke rumah, saya terpaksa melakukan hal ini karena air dirumah kering betul," katanya.

Martani bahkan mempertanyakan mekanisme pengelolaan air yang dilakukan oleh Kecamatan Siantan. Pasalnya tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal buka tutup air yang disosialisasikan oleh kecamatan, sehingga warga menjadi bingung.

"Sekarang ini tidak jelas, kapan air nyala, kapan air tidak nyala. Kalau katanya tidak ada air, sepertinya meragukan. Bupati kita sering menyebutkan debit air masih cukup, jadi tidak mungkin air tidak ada, apalagi kemaren sempat hujan beberapa kali. Kita heran, bagaimana sih sebenarnya pengelolaan air," ungkapnya.

Martani mengharapkan pengelolaan dan penyaluran air ke rumah-rumah masyarakat menjadi perhatian serius pihak Kecamatan. Pasalnya air dinilai merupakan keperluan pokok masyarakat yang tidak bisa diabaikan oleh pihak kecamatan.

"Penyaluran air ini harus dikelola dengan serius oleh kecamatan, karena ini kebutuhan utama masyarakat, jangan sampai terkendala seperti ini. Kemarin warga Raden Saleh sudah hampir demo karena air tak jalan-jalan, untung saja 2 atau 3 hari lalu sempat jalan, sehingga warga tak jadi demo. Itu menunjukan kebutuhan akan air itu merupakan hal vital yang tidak boleh diabaikan," ujarnya.

Sementara Zul, warga Jalan Patimura, Tarempa mengaku air hanya berjalan 2 hingga 3 hari sekali. Biasanya Zul dan kawan-kawannya menampung sebanyak mungkin persediaan air ketika air menyala. Namun persediaan air tersebut juga tidak mencukupi, sehingga Zul sering kehabisan air.

"Jalan sih jalan, tapi itu juga harus menggunakan bantuan mesin sedot, biasanya kita tampung persediaan di ember atau penampungan, tapi karena ramai yang pakai air, tak cukup juga," jelasnya.

Sehingga tak jarang Zul dan penghuni kos yang  lainnya harus menumpang mandi ke rumah-rumah tetangga. Bahkan menurut keterangan Zul, ada beberapa orang yang membeli air galon isi ulang agar bisa mandi.

"Ada yang numpang di rumah tetangga, ada juga yang beli air galon untuk mandi. Tak tentulah bang, tengok air juga, jalan apa tidak," ungkapnya.

Zul mengaku heran dengan kondisi sulitnya memperoleh air, padahal beberapa hari belakangan Tarempa diguyur hujan deras. Akan tetapi, walau hujan sudah turun, kondisi air tidak juga membaik, malah dalam kondisi tertentu lebih parah.

"Hujan lah turun, tapi air tetap saja susah. Kemaren sempat air nyala tiap hari, walaupun airnya tak besar. Tapi lah turun  hujan, air malah jalannya 2 sampai 3 hari sekali," ungkap Zul.

Editor: Dodo