Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sepi dan Jadi Tempat Mesum

Kejayaan Pelabuhan Speedboat Serikuala Tanjung Sudah Sirna
Oleh : Harjo
Senin | 08-09-2014 | 18:00 WIB
Pelabuhan Serikuala Tanjung Desa Teluksasah Bintan yang sudah la,a tidak di manfaatkan oleh speedboat.JPG Honda-Batam
Pemandangan Pelabuhan Serikuala Tanjung, Desa Tekuksasah, Bintan, yang 'mati' dari aktivitas. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Aktivitas di pelabuhan speedboat Serikuala Tanjung di Desa Teluksasah, Kecamatan Serikuala Lobam, nyaris mati. Pelabuhan yang diresmikan oleh Gubernur Kepri pada Februari 2011 lalu itu sudah tak lagi dimanfaatkan alias tak terurus.

Padahal, dulunya pelabuhan ini termasuk ramai. Penumpang dari Tanjungpinang maupun Batam yang menggunakan speedboat, selalu singgah di sini. Bahka aktivitasnya hingga malam hari.

Tapi, sejak sekitar dua tahun lalau sama sekali sudah tidak ada lagi speedboat yang singgah. Warga lebih senang menggunakan jasa travel atau kendaraan sendiri untuk bepergian ke Tanjungpinang, atau sebaliknya. Sementara, untuk berangkat ke Batam, warga lebih memilih menggunakan kapal roro atau sekali-kali dengan menggunakan speedboat.

"Kalau yang kami ketahui, sejak diresmikan 2011 lalu, sebagai pengganti pelabuhan penumpang di Lobam, pelabuhan ini memang tidak diminati oleh penumpang atau speedboat. Begitu juga secara otomatis kios yang disiapkan oleh pemerintah untuk berjualan para pedagang pun menjadi mubazir," kata Pirut, salah seorang warga Teluksasah, kepada BATAMTODAY.COM, Senin (8/9/2014).

Menurutnya, karyawan banyak yang sungkan bepergian melalui pelabuhan ini karena jarak tempuh yang semakin jauh. Sebaliknya bagi speedboat jelas, bagaimana mau mampir atau menjemput, karena memang tidak ada penumpangnya. Artinya, keberadaan pelabuhan yang seharusnya memberikan kemudahan dan menghidupkan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar, jadi tidak tepat sasaran.

"Sejumlah warga mencoba menghidupkan kembali pelabuhan ini, misalnya dengan mencoba berjualan dan lainnya. Tetapi kondisinya masih juga sepi. Justru hanya dijadikan sebagai tempat santai bagi para remaja yang berujung menjadi salah satu tempat maksiat," katanya.

Hanya saja, fasilitas penerangan sudah cukup baik di pelabuhan ini. Sesekali masih ada petugas pelabuhan yang datang. Tapi petugas pun hanya bisa melihat-lihat karena tidak ada yang bisa dikerjakan sama sekali.

"Kita berharap dengan sudah terbangunanya pelabuhan speedboat yang mengunakan anggaran bermiliaran tersebut, bisa menjadi perhatian pemerintah untuk menghidupkannya kembali. Jangan hanya sekedar merealisasikan proyek, selanjutnya tidak pernah dipikirkan apa yang terjadi," tambahnya.

Sementara itu Fauzi Ramadhan, pemuda Bintan Utara, menyampaikan rasa keprihatinannya atas yang terjadi di pelabuhan Serikuala Tanjung, mengingat selain tidak dimanfaatkan justru akhir-akhir ini dijadikan tempat maksiat karena kondisinya yang sepi.

Artinya, kata dia, keberadaan pelabuhan tersebut justru beralih fungsi yang seharusnya dijadikan tempat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitarnya, namun yang terjadi justru mencipta tempat asusila baru.

" Pelabuhan di bangun kesannya hanya merealisasikan proyek, selanjutnya terserah dan tidak pernah diperhatikan. Sebaliknya yang terjadi di Bintan Utara, justru masyarakat meminta untuk segera dibangun pelabuhan bongkar muat, justru tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah," katanya. (*)

Editor: Roelan