Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sumirah dan Anaknya Ditusuk Hingga Tewas Sebelum Dibakar
Oleh : Charles Sitompul
Sabtu | 06-09-2014 | 17:19 WIB
jenazah sumirah dan rizal.jpg Honda-Batam
Jenazah Sumirah ketika dibawa dari RSUP Kepri untuk dimakamkam di TPU Km10, Tanjungpinang. (Foto: Charles Sitompul/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dokter Forensik Bidang Kesehatan Polda Kepri memastikan Sumirah (80) dan anaknya, Rizal (40), tewas dibunuh sebelum dibakar. Hal itu berdasarkan hasil autopsi dokter forensi, tim dokter dari Bidang Kesehatan Polda Kepri, bekerja sama dengan RSUD Embung Fatimah Batam, dan RSUD Provinsi Kepri, yang melakukan autopsi pada dua jenazah korban, di RSUD Provinsi Kepri, Tanjungpinang, Sabtu (6/9/2014).

Sumirah dan Rizal sendiri ditemukan tewas terbakar di rumahnya, Kampung Sidomukti, RT01/RW02 Kelurahaan Pinang Kencana, Jumat (5/9/2014) pagi.

"Dari hasil autopsi yang kita lakukan, kedua korban mendapatkan luka bakar setelah meninggal," ujar dr Reinhard Hutahayan SH SpF dari Bidang dokter Kesehatan (Bid-Dokes) Polda Kepri, yang bekerja sama dengaan RSUD Embung Fatimah, Batam, di RSUD Kepri, kepada Wartawan, Sabtu sore.

Reinhard menjelaskan, korban Rizal meninggal akibat trauma tajam pada daerah leher hingga memotong saluran pernafasannya, sebelum akhirnya dibakar. Selain di leher, juga ditemukan sejumlah luka tusuk di sejumlah bagian tubuh korban yang belum terbakar.

Sedangkan ibunya, Sumirah, juga meninggal dengan trauma tajam pada daerah dada bagian payudarah kanan, hingga mengakibatkan pendarahan di rongga dada kanan akibat luka tusuk yang tembus hingga ke bagiaan punggung belakang, ditambah dengan sejumlah luka tusuk di tubuhnya yang lain.

"Dua luka pada kedua jasad korban ini yang memotong saluran pernafasan dan menjadi penyebab kedua korban meninggal dunia, sebelum akhirnya dibakar," ujar Reinhard.

Mengenai kedalaman dan lebar luka serta alat yang digunakan, dokter forensik Polda Kepri di RSUD Embung Fatimah Batam ini mengatakan, akan dijabarkan dalam resume autopsi forensik, termasuk jenis senjata tajam yang digunakan pelaku, yang nantinya akan diserahkan pada penyidik polisi untuk keperluan penyidikan.

Mengenai waktu kematian, Reinhard mengaku sulit untuk memprediksi. Karena sebelum diautopsi, jasad korban sudah mendapat beberapa perlakuan, termasuk pendinginan di freezer RSUD Provinsi Kepri.

"Untuk waktu kematian sendiri, akan diprediksi dengan makanan di saluran pencernaan yang nantinya akan diselidiki penyidik dan dokter RSUD, termasuk keluarga atau saksi lain yang mengetahui keberadaan dan kondisi kedua korban sebelum meninggal," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan