Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wako Tanjungpinang Pimpin Langsung Pembongkaran Tempat Judi Cingkoko di Jalan Ganet
Oleh : Habibi
Jum'at | 05-09-2014 | 17:18 WIB
lis bongkar cingkoko.jpg Honda-Batam
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, saat memimpin pembongkaran tempat judi cingkoko di Jalan Ganet, Jumat (5/9/2014). (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, memimpin langsung pembongkaran pondokan sebagai tempat perjudian dadu (cingkoko) di Jalan Ganet, tepatnya di belakang Leo Billiard, Jumat (5/9/2014). Padahal, lokasi perjudia yang disinyalir dibekingi oknum aparat itu sudah pernah dibongkar, namun menurut laporan warga sekitar, tiga hari kemudian beroperasi kembali.

Lis yang ditemui di lokasi saat memimpin pembongkaran oleh Satpol PP, mengatakan, tempat-tempat perjudian, salah satunya cingkoko, mesti diawasi secara rutin. Menurutnya, judi merupakan penyakit masyarakat yang menyimpang.

Lis mengeluhkan peran tim terpadu pemberantasan penyakit masyarakat yang telah dibentuk beberapa waktu lalu. Karena menurut Lis, pengawasan ini tidak hanya mendapat laporan dari masyarakat, namun perlu dilakukan secara rutin oleh tim terpadu.

"Seharusnya tim terpadu itu bergerak sesuai apa yang menjadi komitmen mereka kemarin," kata Lis.

Lis mengaku sudah menginstruksikan kepada lurah hingga RT agar untuk mempertegas pengawasan. Ia juga memerintahkan Satpol PP untuk memfokuskan pengawasan di lokasi tersebut agar ke depannya tidak ada lagi praktik perjudian di Tanjungpinang.

"Satpol PP harus jaga terus, sebab ini bukan satu kali lagi yang mereka bangun. Kemarin sempat dibongkar, sekarang malah dibangun lagi," kata Lis kesal.

Sementara itu, Lurah Pinang Kencana, Feri Ismana, mengatakan, ia akan menelusuri pemilik ruko yang dijadikan tempat beraksinya para penjudi tersebut. Ia mengaku binggung terhadap kepemilikan ruko tersebut. Pasalnya ruko yang awalnya dijadikan tempat billiar itu malah beralih fungsi menjadi lapak cingkoko.

"Kami pun heran, soalnya ruko ini penyewanya selalu berbeda. Misalkan sekarang si A, nanti ganti lagi si B," ujarnya.

Menurut penjelasan dari ketua RT1/RW2, Dwinanto, pemilik lapak ini memang tidak tetap. Namun dia membeberkan bahwa setiap pemilik memiliki beking. Karena itu dia mengaku takut untuk membongkarnya.

Selama pendirian lapak yang baru ini, ia mengaku tidak mengetahuinya. Pasalnya lapak tersebut yang dulunya dipagar tembok dengan menggunakan bata. Sekarang hanya menggunakan terpal yang berdinding seng. "Saya tidak tahu, karena warga juga tidak kasih tahu ke saya," ujarnya. (*)

Editor: Roelan