Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kecelakaan Kerja Meningkat, FSPMI Tuding Pengawas Disnaker Batam Tak Kerja
Oleh : Gokli Nainggolan
Selasa | 02-09-2014 | 15:01 WIB
suprapto-spmi.gif Honda-Batam
Suprapto, Konsulat Cabang (KC) FSPMI Kota Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kecelakaan kerja yang masih terjadi di perusahaan-perusahaan, khususnya galangan kapal daerah Tanjunguncang, membuat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Batam berang. Mereka menuding, kecelakaan kerja yang berulang itu salah satu bukti fungsi pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam tidak optimal.

Sekretaris Konsulat Cabang (KC) FSPMI Kota Batam, Suprapto, mengaku prihatin terkait kecelakaan kerja yang kerap menelan korban jiwa. Bahkan, baru-baru ini ledakan kapal tongkang di PT Bandar Abadi Shipyard yang menewaskan tiga korban dan belasan luka-luka, membuat perasaan mereka semakin miris.

Untuk itu, kata Suprapto, tenaga pengawas dari Disnaker Batam harus benar-benar menjalankan fungsinya dan juga mau turun ke lapangan. Selain itu, lanjut Suprato, FSPMI juga mendesak supaya Disnaker Batam bertindak tegas terhadap semua perusahaan yang belum menjalankan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) termasuk memberikan sanksi tegas.

"Kecelakaan kerja yang berulang-ulang itu akibat tidak adanya tindak tegas dari Disnaker Batam. Nyawa buruh melayang, perusahaan semakin lalai," kata Suprapto, menyikapi belum adanya perusahaan yang diberi sanksi oleh Disnaker Batam akibat tidak menjalankan Program K3, Selasa (2/9/2014) siang.

Jika kecelakaan kerja itu masih terus terjadi, kata Suprapto, FSPMI Kota Batam akan turun melakukan aksi besar-besaran untuk menyuarakan hal tersebut. Kendari belum ditentukan lokasi aksinya, tidak menutup kemungkinan juga akan digelar di kantor Disnaker Batam dan di lokasi-lokasi perusahaan.

"Kalau memang alasan tenaga pengawasan kurang, saya rasa bisa saja melibatkan instansi lain seperti kepolisian ataupun melibatkan serikat pekerja. Pada intinya, bagaimana supaya kecelakaan kerja itu tak lagi terjadi, terlebih sampai merenggut nyawa buruh," jelasnya.

Informasi yang diperoleh, kendati kecelakaan kerja sudah banyak terjadi, namun perusahaan-perusahaan yang mayoritas sub-kontraktor belum mematuhi atau menjalankan Program K3 dengan baik. Buktinya, masih banyak buruh yang saat bekerja tak dibekali dengan alat pengaman keselamatan kerja. (*)

Editor: Roelan