Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Produksi Menurun, Petani Sagu di Lingga Terdampak Kelangkaan Solar
Oleh : Nur Jali
Kamis | 28-08-2014 | 07:54 WIB
petanisagu_fotograger.net.jpg Honda-Batam
Ilustrasi petani sagu. (Foto: fotografer.net).

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Akibat dari kelangkaan BBM jenis solar di lingga para petani sagu di Lingga terpaksa menganggur. Hal ini dikarenakan mesin yang digunakan untuk mengolah sagu tidak dapat beroperasi karena bahan bakar solar yang sulit didapat di Lingga.

Direktur BUMD Lingga, Hendrizal S Gunadi, yang menaungi para petani sagu di Lingga mengatakan pihaknya telah menyampaikan hal ini kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pertambangan dan Energi untuk mendapatkan alokasi minyak solar kepada para petani sagu, namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari dinas tersebut.

"Sebelum dibatasi saja mereka kesulitan mendapatkan solar, apalagi kalau dibatasi ini akan semakin para, padahal kami sudah sampaikan ke Distamben untuk dapat jatah khusus," kata Ari, sapaan akrabnya, Rabu (27/8/2014) petang.

Padahal rencananya BUMD akan melakukan kenaikan pembelian harga sagu, pada Januari 2014 dari Rp1.400 pe rkilogramnya menjadi Rp1.600 untuk sagu kotor. Sedangkan sagu bersih harga sebelumnya Rp1.600 menjadi Rp 2.100 per kilogramnya.

Dengan tersendatnya para petani untuk memproduksi sagu di Lingga, upaya menaikan harga sagu menjadi sulit karena produksinya juga terbatas.

"Para petani berharap harga sagu dari Lingga bisa tinggi, tapi dengan kelangkaan ini tentu saja sangat sulit, karna produksi mereka jadi sedikit," kata Ari.

Luas lahan perkebunan sagu di Lingga sebesar 1.010 hektare tersebut, dikelola oleh masyarakat setempat dengan pola UKM (Usaha Kecil Menengah), dan hasil dari sagu tersebut dijual dan dikelola pemasarannya dilakukan oleh BUMD Lingga. 

Editor: Dodo