Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Bintan Diinilai Belum Maksimal
Oleh : Harjo
Rabu | 27-08-2014 | 17:34 WIB
M._Idha(1).JPG Honda-Batam
Mohammad Idha.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Bintan dinilai masih belum maksimal. Penilaian itu didasarkan belum terlihatnya perkembangan yang signifikan.

"PKH Bintan ini tak ada perkembangan dan masih berjalan di tempat. Kalau itu berjalan baik, maka keluarga miskin semakin berkurang. Kita lihat saja yang paling kecil di Bintan Utara dan Serikuala Lobam, banyak yang dari dulu masih tetap miskin dan justru makin terpuruk. Yang lebih menyedihkan justru  ada yang tidak mendapatkan bantuannya," kata Mohamad Idha, tokoh masyarakat Bintan, Rabu (27/8/2014).

Idha mengatakan, program tersebut dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban rumah tangga sangat miskin (RTSM) dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.

"PKH mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan milenium yakni pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, pengurangan kematian ibu melahirkan. Makanya Pemkab Bintan harus banyak belajar dari daerah lain, jangan kunjungan kerja yang justru tidak nampak hasilnya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bintan, Edi Yusri, membantah jika pelaksanaan PKH di Bintan tak maksimal. Menurutnya, selama ini program tersebut berjalan baik.

Dia menjelaskan, pada 2014 jumlah RTSM penerima bantuan tunai melalui PKH sebanyak 784 keluarga. Namun, jumlah dana yang diterima masing-masing RTSM tidak sama, karena disesuaikan dengan kelengkapan data yang dimiliki RTSM. Nilai dana PKH yang diberikan paling besar Rp2,8 juta per kepala keluarga untuk satu tahun.

"Untuk 2014 sudah kita bayarkan pada triwulan satu dan sekarang proses untuk pembayaran tahap berikut. Tapi masing-masing keluarga tidak sama jumlah dananya. Kalau lengkap datanya seperti ada bayi, ibu hamil dan sebagainya, satu tahun mendapatkan bantuan sebesar Rp2,8 juta," terangnya. (*)

Editor: Roelan