Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jatah Dipangkas, Solar Makin Sulit Dicari di Lingga
Oleh : Nurjali
Selasa | 26-08-2014 | 15:53 WIB
kapal nelayan di lingga.JPG Honda-Batam
Kapal-kapal milik nelayan di Lingga yang tak beroperasi. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Daik - Pengurangan jatah BBM bersubsidi sebesar 20 persen berdampak kepada aktivitas nelayan dan pemilik transportasi angkutan penumpang laut di Kabupaten Lingga. Mereka semakin kesulitan mendapatkan solar bersubsidi.

Pak Itam, salah satu pemilik speedboat angkutan penumpang rute Dabo - Daik mengatakan, sudah dua hari ini mereka kesulitan mendapatkan solar. Akibatnya, mereka terpaksa harus menghentikan beroperasi sampai kembali mendapatkan solar bersubsidi.

"Sudah dua hari ini kami stop dulu, karena solar lagi kosong," katanya, Selasa (26/8/2014).

Demikian juga dengan Zainal, salah satu nelayan di Dabo. Dia mengatakan, sebelum pengurangan jatah solar bersubsidi diberlakukan, mereka sudah sering kesulitan membeli solar bersubsidi apalagi saat perusahaan tambang beroperasi.

"Sebelum dibatasi saja sudah sulit, Pak, apalagi kalau dibatasi, kami bisa tidak makan karena tak dapat menjaring," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Lingga, Dasrul Azwir, melalui Kabid Energi, Romy Subanu, mengatakan, kuota solar memang dikurangi sebesar 20 persen dari Pertamina. Sebelumnya jatah solar di Lingga sebesar 685 kiloliter per bulan. Setelah dibatasi menjadi 548 kiloliter per bulannya.

Namun Romi mengaku, untuk mengantisipasi jatah BBM bagi para nelayan dan masyarakat ke bawah yang sangat bergantung pada BBM bersubsidi ini, pemerintah daerah akan melakukan pemetaan sehingga BBM bersubsidi ini hanya digunakan bagi masyarakat menengah ke bawah saja.

"Nanti akan kita petakan. Jadi, masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat maksimal menggunakan BBM bersubsidi ini," katanya. (*)

Editor: Roelan