Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belum Maksimal, BP Batam Akan Kembangkan Industri Trans-shipment
Oleh : Roni Ginting
Jum'at | 15-08-2014 | 15:35 WIB
Jon_Arizal,_di_Jakarta.jpg Honda-Batam
Jon Arizal, Wakil Kepala BP Batam, saat mengikuti Indonesia Transport and Logistic Expo di Jakarta. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Pengusahaan (BP) Batam akan mengembangkan industri trans-shipment, salah satu dari empat bidang industri yang dikembangkan di Batam. Pasalnya, industri alih kapal itu belum dikembangkan secara optimal.

Hal itu disampaikan  Direktur Pemasaran dan Investasi BP Batam, Purnomo Andiantono, Indonesia Transport and Logistic Expo 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (14/8/2014) kemarin.

Dia menambahkan, BP Batam mempunyai tugas untuk mengembangkan Pulau Batam dalam empat bidang, yaitu industri, pariwisata, perdagangan dan alih kapal (trans-shipment). "Sedangkan untuk bidang trans-shipment belum dikembangkan secara optimal," kata Purnomo melalui rilis yang diterima BATAMTODAY.COM.

Saat ini BP Batam sedang berupaya mengembangkan industri trans-shipment melalui road map yang telah disusun. Berdasarkan road map itu terdapat tiga jenis industri yang akan dikembangkan, yaitu fokus industri utama, industri pendukung (ancillary) dan industri pelengkap atau penunjang.

"Dalam pengembangan industri utama terdapat 10 sektor yang menjadi perhatian antara lain green industry, teknologi informasi (IT), ship building, transportasi dan permesinan (machinery)," terang Purnomo.

Indonesia Transport and Logistic Expo 2014 itu dibuka oleh Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, mewakili Menteri Perindustrian, MS Hidayat.

Indonesia Transport and Logistic Expo bersamaan dengan pameran yang terintegrasi dari sejumlah subbidang pameran di sektor bangunan, kimia, logam dan transportasi yang mencakup Indonesia Steel Building and Metal Structure Expo 2014, Indonesia Chemical Expo 2014, Indonesia Building Mechanical and Electrical Expo 2014, Indonesia Steel and Aluminium Expo 2014, dan Indonesia Coating and Paint Expo 2014 yang diikuti oleh lebih dari 350 perusahaan dan prinsipal dari 12 negara.

Pembukaan pameran itu dihadiri oleh Wakil Kepala BP Batam, Jon Arizal; Ketua Federasi Idustri Kimia Idonesia (FIKI), Hidayat Nyakman; Direktur Industri Kimia Dasar, Muhammad Khayam; dan Ketua Penyelenggara Expo, Sukur Saka.

Wakil Kepala BP Batam, Jon Arizal, pada kesempatan itu menyatakan bahwa begitu banyak perusahaan besar asing, khususnya industri yang berinvestasi di Batam. "Diharapkan dalam keikutsertaan BP Batam pada kesempatan kali ini dapat membantu calon investor maupun konsumen untuk mengetahui Batam lebih jauh lagi," kata Jon.

Keikutsertaan BP Batam dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari ini (14-16 Agustus 2014) ditargetkan akan dikunjungi 15.000 pengunjung dan buyer potensial yang berasal dari kalangan profesional, pengusaha, investor dan konsumen adalah di antaranya untuk menjaring calon investor yang berminat berinvestasi di Batam.

Dirjen BIM, Harjanto, pada sambutannya mengatakan, berbagai tantangan harus dihadapi dalam rangka mengembangkan industri nasional. Sampai dengan saat ini, nilai impor produk industri kimia dan logam masih tinggi sehingga produk domestik relatif kurang berdaya saing dalam lingkup regional ASEAN maupun Asia.

"Rantai nilai industri kimia terkait erat dengan sektor ekonomi produktif, yaitu pangan, sandang, dan papan, serta penyediaan bahan baku berbagai industri hilir antara lain industri cat dan coating, elektronik, serta otomotif," kata Harjanto.

Sementara itu, pada sektor industri logam, pemerintah terus memperkuat program hilirisasi industri berbasis mineral tambang yang mampu menggerakkan perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah, perkuatan struktur industri, penyediaan lapangan kerja dan peluang usaha di dalam negeri.

"Industri logam dan bahan dari logam berperan pada pengembangan industri hilir terutama industri otomotif, dirgantara, permesinan dan elektronika serta infrastruktur," tuturnya.

Selain Indonesia, negara peserta antara lain Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Italia, Korea, Turki, Taiwan, Jepang, India dan Thailand. Sebagian besar merupakan pemegang merek ternama yang produknya telah dikenal secara luas dan dipergunakan di banyak negara. (*)

Editor: Roelan