Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Daya Serap Siswa Tinggi dengan Metodologi Pengajaran Partisipatoris
Oleh : Redaksi
Kamis | 07-08-2014 | 10:41 WIB
Muhammad_Nuh.jpg Honda-Batam
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Metodologi pembelajaran yang partisipatoris memberi hasil tertinggi dalam pengajaran di sekolah. Pembelajaran berbasis eksperimen yang menuntut siswa mengajarkan kembali materi yang dipraktikkan kepada siswa lain akan berdampak pada sangat tingginya daya serap keilmuan dalam memori siswa.

"Dalam piramida pembelajaran, ada dua jenis metode pengajaran, yaitu passive teaching methodology dan participatory teaching methodology. Keduanya terkait daya serap siswa terhadap materi belajar," kata Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada acara halal bihalal keluarga besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, belum lama ini.

Nuh menjelaskan, pada metode pertama, aktivitas yang masuk dalam kelompok pasif ini adalah belajar sendiri, membaca, audio-visual, dan demonstrasi. Dengan belajar sendiri, ilmu yang dapat melekat dalam memori anak hanya 5 persen, sementara membaca hanya punya kontribusi 10 persen, audio-visual 20 persen dan demonstrasi 30 persen.

"Pada metode kedua, kontibusi 50 persen diberikan oleh diskusi kelompok, kontribusi 75 persen disumbang praktik atau eksperimen. Sedangkan penyampaian kembali materi kepada siswa lain berkontribusi 90 persen," jelas Nuh yang dikutip dari laman kementerian.

"Karena itu, apa yang digagas dalam Kurikulum 2013, yaitu mulai dari mengamati, bertanya, memikirkan, eksperimen, mencoba, sampai pada akhirnya menyampaikan atau mengomunikasikan pada dasarnya kelompok participatory-based teaching," imbuh Nuh. (*)

Editor: Roelan