Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hunian Seharga Rp200-500 Juta Dominasi Penjualan

Panangian: Penjualan Landed House Tumbuh 15 Persen
Oleh : Sumantri
Jum'at | 03-06-2011 | 11:35 WIB

Batam, batamtoday - Pengamat properti dari Panangian Simanungkalit & Associates (PSA), Panangian Simanungkalit, memprediksi pertumbuhan sektor properti hingga kuartal II 2011 secara nasional, akan mencapai Rp 184 triliun atau mengalami pertumbuhan 24 %. Pembangunan perumahan bakal terus bergairah hingga beberapa tahun ke depan.

"Untuk skala tahunan, 2011 ini diramalkan penjualan rumah yang naik minimal 15 persen dari tahun 2010 yang sebanyak 120.000 unit. Adapun rumah menengah ke bawah, berkontribusi sekitar 55 persen - 60 persen. Sedangkan rumah mewah sebesar 30 persen," ungkap Panangian kepada batamtoday, dalam sebuah acara yang digelar Jamsostek di Pacific Hotel Batam, baru-baru ini.

Pengamat Properti Nasional ini melihat, di industri properti sepanjang kuartal I hingga menjelang kuartal II tahun 2011 ini, transaksi yang mendominasi adalah transaksi untuk rumah seharga Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Tak hanya di Jabodetabek, di luar Pulau Jawa juga demikian.

"Daerah seperti Lampung, Batam, Manado, dan beberapa di Sulawesi Selatan, sudah mulai ekspo. Para pengembang mengaku kenaikan sudah 100 persen dari target mereka," papar Panangian.

Menurut Dia, tahun ini penjualan landed house (Kepemilikan Rumah berikut tanah) bertumbuh 15 persen sampai 20 persen ketimbang tahun lalu. Permintaan rumah menengah ke atas yang seharga harga Rp 700 juta sampai Rp 1 miliar ke atas masih terus mendominasi pasar. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor pemicu yang salah satunya adalah kegandrungan masyarakat untuk tinggal di perkotaan kian gencar.

Kegairahan permintaan properti tergambar lewat properti jualan beberapa pengembang yang cukup eksis di Batam. Sepanjang kuarta I 2011 saja rata-rata pengembang bisa membukukan peningkatan minimal 15 - 20 persen dari penjualan unit hunian tipe sederhana hingga yang mewah.

Untuk skala daerah, meski penjualan properti tidak menunjukkan angka yang massive seperti kota besar lainnya di Indonesia, namun daerah Batam masih memiliki peluang yang menjanjikan bagi para developer.

Namun demikian, Panangian juga mengharapkan pangsa pasar yang menawarkan peluang cukup bagus ini, jangan sampai dirusak oleh sesuatu yang merugikan konsumen, sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap pengembang itu sendiri.

"Kalau sudah demikian konteks nya, kan yang rugi juga pengembang, sebagus apapun produk dan konsep hunian yang ditawarkan, jika tidak dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan, dikhawatirkan akan merugikan salah satu pihak, dalam hal ini khususnya konsumen," pungkas Panangian.