Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diprotes, Singapura Hentikan Pemusnahan Buku Anak Bertema Gay
Oleh : Redaksi
Senin | 21-07-2014 | 09:17 WIB
_76180480_books.jpg Honda-Batam
Buku kontroversi yang sempat ditarik oleh pemerintah Singapura. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Pemerintah Singapura menghentikan upaya perpustakaan nasional untuk menghancurkan buku anak-anak bertema gay, menyusul aksi protes atas sensor sastra yang diatur secara ketat di negeri itu.

Menteri Informasi Singapura, Yaacob Ibrahim, memerintahkan agar buku-buku kontroversial tersebut dipindahkan ke bagian dewasa, di mana orang tua dapat meminjamkan buku-buku tersebut untuk anak-anak mereka. Sementara buku-buku lainnya yang dianggap bertema sejenis sudah dilumat jadi bubur kertas oleh Dewan Perpustakaan Nasional Singapura (NLB).

"Kami mendukung keputusan NLB untuk memindahkan buku-buku itu dari bagian anak-anak," kata Yaacob Ibrahim dalam halaman Facebooknya.

Ia menambahkan bahwa dewan perpusatakaan akan terus memastikan bahwa buku-buku di bagian anak-anak sudah sesuai dengan usianya.

Singapura juga telah melarang serial komik AS terkenal, Archie. Pertimbangannya, karena terdapat penggambaran pernikahan antara dua orang yang dianggap melanggar "norma-norma sosial" lokal. Pejabat pemerintah bersikeras bahwa sebagian besar warga Singapura konservatif dan tidak menerima homoseksualitas.

Dua buku yang akan dipindahkan ke bagian dewasa dari perpustakaan umum adalah "And Tango Makes Three" dan "The White Swan Inn". Buku "And Tango Makes Three" berisi sebuah kisah nyata tentang dua penguin jantan di kebun binatang New York yang mengangkat anak seekor penguin bayi.

Sementara, buku berjudul “The White Swan Inn“ bercerita tentang anak-anak yang diadopsi oleh orang tua heteroseksual, homoseksual, ras campuran dan orang tua tunggal. Sedangkan buku yang telah dihancurkan adalah "Who's In My Family", yang membahas berbagai jenis keluarga, termasuk referensi untuk pasangan gay.

Sekitar 400 orang, termasuk orang tua, berkumpul di cabang perpustakaan akhir pekan lalu untuk membaca buku-buku yang dilarang bersama anak-anak mereka. Ini dilakukan sebagai bentuk protes.

Hubungan seks antara sesama jenis di Singapura dilarang. Bagi yang melakukannya bisa dihukum sampai dua tahun penjara di bawah ketentuan yang berlaku.

Menteri informasi mengatakan: "Keputusan tentang apakah buku itu bisa dikategorikan buku anak-anak atau tidak, dikembalikan lagi kepada orang tua masing-masing. Orang tua yang ingin meminjam buku-buku ini untuk membaca dengan anak-anak mereka akan memiliki pilihan untuk melakukannya," pungkas sang menteri.

Lebih dari 20.000 orang berkumpul dalam sebuah reli damai pada 28 Juni lalu, mendukung hak-hak homoseksual. Sementara di dunia maya, terdapat perdebatan sengit melawan perayaan yang digelar oleh kelompok muslim dan Kristen konservatif. (*)

Sumber: Deutsche Welle