Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Minta Capres Tidak Menebar Teror
Oleh : Surya Irawan
Senin | 07-07-2014 | 16:10 WIB
farhan_hamid_republika.jpg Honda-Batam
Ahmad Farhan Hamid. (Foto: Republika).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid meminta capres-cawapres maupun tim pendukungnya tidak menebar teror seperti melakukan intimidasi atau melakukan politik uang.

Diharapkan kedua pasangan capres harus siap menang dan siap kalah, serta menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat pada Rabu (9/7/2014) nanti.

"Jadi, jangan menciptakan isu-isu negatif, agar suksesi kepemimpinan berlangsung baik dan terhormat dan bisa menjadi teladan bagi generasi muda ke depan. Sebab, suksesi dari Bung Karno ke Soeharto sampai ke Megawati selalu bermasalah bahkan dengan pertumpahan darah," tegas Farhan Hamid dalam diskusi 'Mencari Pemimpin Bangsa' bersama pengamat politik UI Maswadi Rauf, dan Anwar Arifin dari Unhas Makassar di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (7/7/2014).

Sementara menurut Maswadi Rauf, yang dibutuhkan bangsa ini adalah pemimpin yang berani menegakkan hukum secara konsisten khususnya dalam pemberantasan korupsi, suap, mafia impor, dan sebagainya yang menghancurkan bangsa ini.

"Kalau nanti yang terpilih capres yang lemah, maka Indonesia akan seperti sekarang ini, karena akan terus berhadapan dengan lemahnya efektifitas dan efisiensi birokrasi. Sebab, presiden itu kunci segala-galanya," tegasnya.

Soal munculnya pemimpin dari parpol sebagai pilar demokrasi, maka kata Anwar Arifin, parpol yang harus diperbaiki dan diperkuat.

"Masalahnya dalam Pilpres ini kalau menghargai satu kepala Rp 100 ribu, dan butuh Rp 6 triliun untuk 60 juta suara per kepala. Jadi, tergantung modal," tambahnya.

Padahal, pemimpin yang dibutuhkan seperti Umar bin Khattab, yang berani, tegas, dan adil sesuai tuntutan zamannya masing-masing. Mengapa?

"Karena, Indonesia ini sangat besar, di mana setiap kepala ini sebagai warga negara sudah menanggung utang luar negeri sebesar Rp 8 juta," pungkas Anwar Arifin.

Editor: Dodo