Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tujuh Bulan Laporan di Polda Kepri Tak Ada Hasil

Uang di Rekening Hilang Rp2,5 Miliar, Pengusaha Ini Sebut Ada Permainan Oknum Bank
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 26-06-2014 | 15:45 WIB
ilustrasi transaksi rekening fiktif.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank bukanlah tempat yang aman untuk menyimpan uang. Setidaknya begitulah pemikiran Kwan Wie Cun, seorang pengusaha di Batam, saat ini. Saldo di rekening perusahaannya terus-terusan 'bocor' hingga Rp2,5 miliar tanpa sepengetahuannya. Pihak Polda Kepri yang sudah dilapori tujuh bulan lalu, hingga kini tak jelas prosesnya.

Kepada wartawan, Kwan mengaku tabungan perusahaan disimpan di tiga bank, yakni bank UOB, BPR Dana Utama, serta Panin Bank. Dia menduga, 'kebocoran' rekening perusahaan itu dilakukan oleh tiga karyawannya yang bersekongkol dengan pihak bank untuk menerbitkan cek serta bukti pengambilan dan pengiriman uang yang palsu.

Ia menduga kuat, orang dalam perusahaannya yang melakukan adalah Andi Susanto, selaku manajer; Suriyani, acounting dan Ri San sebagai pengawasan ekspedisi, serta Fendi Wong yang bersekongkol dengan petugas bank.

Kwan mengaku tak asal menuduh, karena memiliki bukti-bukti kuat atas keterlibatan para karyawannya itu. Beragam kejanggalan ia temukan mulai dari tanda setoran, cek dan bukti pembayaran palsu yang berbeda dengan hasil print out rekening koran pada buku tabungan perusahaan.

Selain itu, saat ia memeriksa tabungannya di tiga bank tersebut, banyak modus yang dilakukan pihak bank dengan beragam alasan ketiga ia menanyakan hilangnya miliaran rupiah dalam rekening perusahaannya itu.

Seperti di Bank UOB, kata Kwan, ada transaksi transfer tanpa sepengatahuannya. Namun nomor transaksi yang didapat dari kuitansi hasil audit perusahaannya tidak sama dengan nomor validasi yang ada di print out buku tabungan.

"Sekitar 30 nomor transaksi yang saya dapat, tapi semua angka validasi di print out buku tabungan berbeda dengan kuitansi bukti setoran atau pembayaran yang dikeluarkan bank," ungkap Kwan, Kamis (26/6/2014).

Setelah ia cek, ternyata kuitansi bukti setoran uang ke bank yang ia terima ternyata palsu. Ini menjadi pertanyaan besar dirinya terhadap pihak bank kenapa bisa mengeluarkan kuitansi palsu.

Ia juga mempertanyakan Standar operasional prosedur (SOP) keamanan perbankan di Indonesia. "Ketika saya tanya ke pihak bank, tapi mereka tak bisa jawab," ujar Kwan jengkel.

Begitu juga di Panin Bank, Kwan menemukan 10 cek yang palsu. Nomor load cek yang keluar dengan yang ia beli berbeda.

"Saya membeli 10 cek dengan nomor load mulai dari 922751 sampai 922760, tapi yang keluar 922741 sampai 922750," tambah Kwan.

Bahkan, di BPR Dana Utama yang berada di belakang DC Mall, dituding telah melakukan penipuan. Rumah yang ia agunkan ke bank tersebut pinjaman senilai Rp1,2 miliar, dan telah dilunasi dalam dua kali setor, namun utangnya tak kunjung lunas.

"Setelah saya print out buku tabungan, hasilnya sangat mengejutkan. Sejak utang awal ia lunasi, ada transaksi penarikan dua hari sekali dengan nominal di atas Rp20 juta sampai Rp200 juta sampai semuanya habis. Padahal saya sama sekali tidak pernah melakukan penarikan, tapi kenapa bisa lolos? Tak mungkin lewat ATM karena nominalnya besar," jelas Kwan.

Selain tiga kasus yang ia jelaskan, masih banyak penipuan yang dilakukan karyawannya bekerja sama dengan bank. Kasus bocornya rekening tabungan perusahaanya itu, sudah dilaporkan ke Mapolda Kepri sejak tujuh bulan yang lalu. Namun sampai saat ini tindak lanjut laporan tersebut belum membuahkan hasil.

Ia berharap, polisi bisa mengungkap kasus tersebut. "Tidak tertutup kemungkinan banyak nasabah yang mengalami hal serupa seperti saya. Karena itu, saya berharap polisi bisa bekerja profesional," harapnya. (*)

Editor: Roelan