Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Perairan Malaysia Terus Berlanjut
Oleh : Redaksi
Jum'at | 20-06-2014 | 11:11 WIB
korban kapal tenggelam malaysia wsj.jpg Honda-Batam
Salah satu korban dalam kecelakaan kapal tenggelam di perairan Malaysia berhasil diselamatkan. (Foto: The Wall Street Journal).

BATAMTODAY.COM - Upaya pencarian terhadap puluhan WNI yang menjadi korban dalam tenggelamnya kapal pengangkut pekerja migran ilegal di perairan Malaysia, hingga kini masih terus berlanjut.

Situs New Strait Times, Jumat (20/6/02014) melaporkan insiden kedua terjadi saat kapal kayu yang membawa 27 warga Indonesia, termasuk seorang anak, tenggelam 10,5 mil laut, off selatan Tanjung Sepat, dekat Sepang pada Kamis pagi.

20 penumpang berhasil diselamatkan, sementara tujuh lagi, termasuk seorang anak 2 tahun masuh dalam pencarian. Penyebab kecelakaan ini diyakini karena kapal kelebihan muatan, yang seharusnya diisi maksimal 10 orang namun mengangkut hingga 27 penumpang.

Direktur operasi Badan Penegakan Maritim Malaysia Kapten Mohd Amin Hamid mengatakan 27 orang sedang dalam perjalanan mereka dari Morib ke Tanjung Balai di Indonesia untuk merayakan awal Ramadan.

"Kapal tersebut berangkat pukul 3 pagi pada hari Rabu, beberapa jam setelah tongkang tenggelam di Sungai Air Hitam, meskipun di lokasi yang berbeda, sekitar 12 mil laut terpisah."

Hamid mengatakan MMEA diberitahu tentang tenggelamnya kedua pada pukul 9.00 waktu setempat oleh kapal dagang, yang telah melihat para korban dan menyelamatkan mereka.

"Tiga kapal dagang membantu dalam penyelamatan. Dari mereka diselamatkan, empat diterbangkan dengan helikopter kami. Tiga dari mereka telah mengakui di Rumah Sakit Sungai Buloh, termasuk seorang wanita hamil 7 bulan. Secara total, 16 laki-laki dan empat perempuan telah diselamatkan. "

Hamid mengatakan itu adalah tren tahunan untuk imigran Indonesia tanpa dokumen resmi untuk melakukan perjalanan menggunakan cara ilegal, seperti speedboat dan tongkang.

"Sudah umum bagi para migran untuk menyewa perahu ilegal untuk melakukan perjalanan ke tanah air mereka sebelum Ramadhan dan setelah Hari Raya."

Dia mengatakan semua orang diselamatkan, dibawa ke MMEA North Port untuk mendapatkan perawatan dan dimintai keterangan.

"Setelah pemeriksaan medis di kantor pusat, tiga orang dirawat di Rumah Sakit Banting."

Seorang korban, yang diidentifikasi hanya sebagai Masri, mengatakan ia telah terapung di laut selama 28 jam sebelum diselamatkan oleh sebuah kapal dagang.

"Saya memegang sebuah jerigen kosong selama berjam-jam sebelum kapal melihat saya. Saya pikir saya akan mati di laut, " kata pria berusia 36 tahun, yang mengaku telah tinggal di Malaysia sejak tahun 1996.

Masri mengatakan ia biasanya bepergian dengan feri tapi tidak punya pilihan kali ini karena masa berlaku dokumen perjalanannya telah habis.

Korban lainnya, Dahlia, 22, mengatakan bahwa ia telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Klang selama lima bulan terakhir.

"Ada angin kencang dan ombak mulai memukul perahu. Tiba-tiba, air bergegas masuk dan kami melompat ketakutan.

"Untungnya, salah seorang pria melemparkan salah satu dari dua mengapung di papan ke arahku. Aku berpegangan pada sampai kapal menyelamatkan kita. "

Dahlia mengatakan dia memberikan RM750 atau sekitar Rp2,8 juta kepada kakak iparnya untuk membayar biaya perjalanan.

Editor: Dodo