Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebelum Dibanting Hingga Tewas, Nur Ainah Sering Dihajar Orangtuanya
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 13-06-2014 | 14:23 WIB
Orang-Tua-Kandung-Nur-Aini.jpg Honda-Batam
Tarmizi dan Erlina saat diperiksa di Mapolsek Sekupang.

BATAMTODAY.COM, Batam - Entah setan apa yang merasuki pasangan suami istri Tarmizi (31) dan Erlina Wati (25), warga Tiban 1 Blok C, Sekupang, Batam. Keduanya terbukti melakukan kekerasan terhadap anak keduanya Nur Ainah (4) berulang kali dan puncaknya dini hari tadi mereka membanting anak itu hingga tewas.

Hal ini terungkap setelah Kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap Tarmizi dan Erlina di ruang Reskrim Polsek Sekupang, Jumat (13/6/2014).

Polisi juga menemukan banyak bekas luka di jasad Nur Ainah yang terbujur kaku di RSUD Embung Fatimah. Sejumlah luka di kepala terlihat hingga berakibat beberapa bagian kepala Nur Ainah tak tumbuh rambut lagi.

Sementara di pundak sebelah kiri terdapat bekas luka yang lebar dan bekas lukanya membengkak. Dari keterangan pihak rumah sakit Nur mengalami luka bekas sayatan senjata tajam, namun dari bentuk luka yang ada terlihat seperti siraman air panas.

Erlina mengakui perbuatannya di hadapan kepolisian Mapolsek Sekupang ia telah menyiram air panas ke tubuh Nur. "Ya saya pernah menyiram air panas secara tidak sengaja tapi itu sudah lama," ujar Erlina kepada BATAMTODAY.COM.

Tidak hanya menyiram air panas ke tubuh Nur, Erlina juga mengakui ia sering menyiksa dan memukul Nur menggunakan kayu rotan dan ikat pinggang. Alasannya, Nur merupakan anak yang bandel dan tidak menurut kepada orangtua.

"Bukan hanya saya saja yang memukul dan menyiksa Nur tapi Tarmizi suami saya juga sering menyiksa," ujarnya.

Sementara itu, pengakuan Tarmizi tega menyiksa Nur lantaran ia lebih sayang kepada anak pertamanya Hairi (6) lantaran tidak rewel dan nurut kepada orangtua.

"Saya memang lebih sayang kepada anak pertama, untuk Nur saya tidak ada rasa sayang terhadap dia," ujar Tarmizi yang berkerja sebagai pencukur rambut.

Paman korban, Hendra membenarkan bahwa Nur sering diperlakukan kasar oleh bapak dan ibu kandungnya. Namun tidak mengetahui bahwa dini hari tadi, bocah itu sudah tewas.

"Saya ditelepon adik kandung saya (Lina) karena panik saya langsung menuju RSUD menyusul mereka," ujar Hendra.

Namun perlakukan Tarmizi dan Erlina terhadap Nur. Hendra tidak berani untuk melaporkan ke pihak kepolisian. "Saya takut Lina adik kandung saya menjadi korban jika saya ikut campur urusan keluarga mereka," pungkasnya.

Editor: Dodo