Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Ditemukan yang Palsu, Kartu Biosolar Tak Efektif Tekan Penyelewengan BBM
Oleh : Hadli
Rabu | 04-06-2014 | 20:58 WIB
kartu-kendali-BBM (1).jpg Honda-Batam
(Foto: dokumen BATAMTODAY.COM).

BATAMTODAY.COM, Batam - Keberadaan kartu survei bio solar untuk menekan penyelewengan BBM bersubsidi terbukti tak efektif setelah banyak ditemukan ratusan kartu tersebut di dalam 36 mobil 'vampir' yang diamankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau.

Temuan itu didapati langsung oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kota Batam saat mengecek puluhan mobil tersebut di Mapolda Kepri, Rabu (4/6/2014).

"Dari razia yang dipimpin Polda Kepri kemarin, Selasa (3/6/2014), dugaan kami ada oknum SPBU yang bermain. Sebab dari puluhan kartu fasilitas yang disita ada sebagian kartu asli yang dimiliki hingga 5 kartu dari 1 kendaraan pelangsir," kata Amiruddin, Kabid ESDM Disperindag dan ESDM Kota Batam, Rabu (4/6/2014).

Kartu fasilitas yang asli, lanjutnya, dikeluarkan oleh pihak Pertamina melalui SPBU. Pemerintah Kota Batam dan pihak aparat, lanjutnya, diminta untuk membantu menyukseskan program pertamina ini dalam upaya menekan penimbunan solar yang marak terjadi di Batam sejak dulu.

"Program ini diluncurkan pada Maret 2014 lalu. Melalui kartu fasilitas yang disalurkan sekitar 18 ribu lembar, satu kendaraan bisa mengisi di seluruh SPBU. Mungkin karena mudah mendapatkan hingga lebih dari satu kartu selain kartu survei palsu," katanya.

April 2014 kembali dikeluarkan kartu survei. Namun pada saat itu pendistribusian kartu dikurang yakni. Hanya sekitar 13 ribu kartu diberikan.Banjirnya kartu survei, lanjutnya berdasarkan informasi yang diperoleh Disperindag, satu lembar diperjualbelikan seharga Rp200 ribu, bahkan bisa lebih.

"Di bulan berikutnya Mei 2014 pembagian kartu fasilitas terus menurun lagi. Hanya dikeluarkan sebanyak 8.600 kartu. Karena ada indikasi permainan-permainan di lapangan," terangnya.

Terkait sanksi yang diberikan kepada pihak SPBU yang terindikasi turut serta melangsir, Amiruddin mengaku bukan tanggungjawab Disperindag, namun dalam hal ini Pertamina sesuai temuan di lapangan.

Editor: Dodo