Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPRD Batam Minta Polisi dan Pemko Serius Tangani Kasus Kriminalitas
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 04-06-2014 | 20:33 WIB
Riki Syolihin1.jpg Honda-Batam
Ketua Komisi IV DPRD Batam, Riki Syolihin.

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Komisi IV DPRD Batam, Riki Syolihin, meminta aparat kepolisian agar bisa menuntaskan kasus jambret yang merenggut nyawa Siti Halimah Nurlaila, guru SDIT Rihatul Jannah Batam Center (sebelumnya diberitakan guru SMP 12 Batam) yang terjadi di jalan depan Perumahan Sandona, dekat UIB, Senin (2/6/2014).

"Kasus jambret bukan kali ini saja. Siapa pun pelakunya harus ditangkap. Ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Kita sebagai warga juga harus menjadikan hal tersebut sebagai atensi untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Riki saat mendatangi rumah korban di Perumahan Anggrek Permai Blok D nomor 15 Baloi untuk menyantuni keluarga korban, Rahu (4/6/2014).

Selain kepolisian, ia juga meminta agar pemerintah terutama Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial untuk meningkatkan pembinaan kepada pelajar dan remaja yang putus sekolah serat para pengangguran, agar bisa menekan angka kriminalitas di Batam.

"Tidak sedikit aksi kriminalitas yang dilakukan remaja usia sekolah. Salah satunya yakni geng motor. Itu dilakoni rata-rata mereka yang seharusnya mengenyam pendidikan, tapi malah berhenti sekolah," kata Riki.

Jika berbicara anggaran, setiap tahunnya dana untuk pembinaan para remaja yang putus sekolah, wanita tuna susila dan pengangguran itu selalu ada dan malah semakin besar.

Tahun ini saja dana untuk pembinaan itu dianggarkan sebesar Rp18 miliar. Namun dilihat di lapangan, malah tindak kriminalitas semakin tinggi dan makin banyaknya gelandangan di Batam.

"Pemerintah, seperti Dinas sosial dan Satpol PP jangan hanya melakukan razia. Setelah dirazia, mestinya dilakukan pembinaan. Anggarannya kan sudah ada, jadi apalagi alasannya?" tanya Riki.

Untuk itu, ia sangat berharap antara pemerintah dan pihak penegak hukum bisa bersinergi menjalankan peran masing-masing.

"Yang jelas untuk pengungkapan kasus seperti yang menimpa Siti kita serahkan kepada kepolisian. Namun untuk melakukan pembinaan agar menekan kriminalitas tentu juga diharapkan pemerintah terkait bisa menjalankan tugasnya dengan baik," pungkas Riki.

Diberitakan sebelumnya, Nyawa Siti Nur Halimah (33) tidak dapat tertolong setelah jatuh akibat dijambret dua orang tak dikenal di jalan depan Perumahan Sandona dekat UIB, Senin (2/6/2014), sekitar pukul 06.00 WIB. Kejadian berawal setelah Siti bersama suaminya Muhammad Juwaini alias Babai pulang mengantarkan anaknya yang berusia dua tahun untuk dititipkan di tempat adiknya di kawasan Tiban dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bernomor polisi BP 2239 EE.

Setelah mengantar anaknya, mereka pergi karena harus bekerja. Niatnya, Babai hendak mengantarkan Siti pergi mengajar di SMP Negeri 12 Batam di kawasan Legenda sebagai guru honorer. Namun sampai di jalan depan Sandona, tiba-tiba tas Siti direbut paksa oleh dua orang yang menunggangi satu motor. Diduga, mereka telah diikuti oleh kedua pelaku tersebut.

Karena kaget ada yang merampas tas miliknya, Siti pun di atas motor duduk tidak seimbang lagi. Babai yang membawa motor juga ikut terkejut dan tidak bisa menguasai sepeda motor dan akhirnya terjatuh.

"Saat jatuh, suaminya (Babai) terpental, sedangkan Siti jatuh dan tertimpa motornya. Kepalanya juga terbentur. Itu kata suaminya tadi," kata Arif, ketua RT 01 RW 06 Perumahan Anggrek Permai, Baloi, saat ditemui setelah menyalatkan jenazah Siti di Masjid Baitul Iman, kawasan Perumahan Anggrek Permai, Senin siang.

Editor: Dodo