Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Kesulitan Siswa SMPN 1 Siantan yang Berangkat ke Sekolah dengan Pompong
Oleh : Nursali
Rabu | 04-06-2014 | 09:52 WIB
pompong tpi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. (Foto: Tanjungpinang Pos).


BATAMTODAY.COM, Tarempa - Sejumlah siswa SMP Negeri 1 Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, yang menggunakan transportasi laut, mengaku kesulitan saat hendak turun dari pompong sekolah. Karena belum ada dermaga, pompong ini hanya bisa bersandar di sebuah batu besar yang berada di dekat sekolah.

Aris, siswa SMP N 1 Siantan, mengatakan, beberapa pekan lalu hampir saja salah satu kawannya menjadi korban. Saat akan turun dari pompong, kawannya tersebut terpeleset. Beruntung jatuhnya ke belakang sehingga terjatuh ke pompong lagi.

"Kemarin ada kawan kami yang mau jatuh, tapi untungnya jatuhnya ke pompong. Kalau jatuh ke laut bisa sakit karena banyak batu besar. Airnya juga dalam," katanya.

Menurutnya, jumlah siswa yang masih memanfaatkan jasa pompong tersebut hanya sebagian kecil saja karena sebagian besar datang ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor melalui darat.

"Dulu banyak yang naik pompong, sekitar 78 orang. Tapi sekarang tinggal sekitar 36 orang saja. Dari Antang sekitar 6 orang, dan dari Tarempa ada 30-an oranglah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas, Herianto, mengaku pihaknya sudah pernah mengusulkan agar pemerintah daerah membangun dermaga di sekolah itu untuk mempermudah siswa yang melalui jalur laut.

Tapi dia juga tidak tahu mengapa tidak disetujui. "Tahun kemarin kita sudah pernah usulkan agar dibangun pelabuhan, tapi belum dibangun juga," katanya.

Pantauan di lapangan, di pelabuhan batu terebut tidak ada border atau tiang untuk pengait tali jangkar, sehingga salah seorang siswa harus melompat turun dan menahan pompong agar tak bergeser.

Di situ tersebut juga tidak ada pengaman sama sekali, seperti tiang pancang untuk pegangan penumpang yang turun maupun tangga. Jika penumpang atau siswa akan turun dari pompong, harus melompat, baik laki-laki atau perempuan. (*)

Editor: Roelan