Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Penganiayaan Kadisdik Kepri Berlanjut, Polisi Kumpulkan Bukti dan Periksa Saksi Lain
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 03-06-2014 | 20:28 WIB
ricuh-disdik-kepri1.jpg Honda-Batam
Aksi unjuk rasa mahasiswa dari PMII di kantor Dinas Pendidikan Kepri yang berakhir ricuh, Senin  (26/5/2014) pagi tadi. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Polisi kembali memanggil dan memeriksa sejumlah saksi untuk menyaksikan dugaan penganiayaan sejumlah mahasiswa oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Riau (Kepri), Yatim Mustafa.

Polisi juga mengumpulkan sejumlah alat bukti berupa benda, bahkan rekaman video saat mahasiswa yang tergabung dalam PMII Tanjungpinang-Bintan menggelar aksi unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan Kepri, Dompak,Tanjungpinang, Senin (26/5/2014) lalu.

Hari ini (Selasa, red) ada empat orang saksi yang menguatkan telah dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik. Termasuk meminta dan mengumpulkan alat bukti, seperti foto dan rekaman video saat kejadian," ujar Kasubag Humas Polres Tanjungpinang, Iptu Yuhendri, kepada wartawan di Tanjungpinang, Selasa (3/6/2014).  

Sementara mengenai barang bukti penganiayaan, berupa hasil visum mahasiswa yang diduga sebagai korban belum diterima penyidik. "Hasil visum belum diterima penyidik. Nanti setelah semua alat bukti dan keterangan saksi menguatkan diperoleh, baru Yatim akan dipanggil. Intinya, proses penyidikan kasus ini terus berjalan," ujar Yuhendri.

Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam PMII terus berupaya melakukan pergerakan menentang tindakan kekerasan tersebut, mulai dari membuat laporan ke polisi hingga membagikan selebaran yang berisi pandangan dan pendapat masyarakat terkait kekerasan yang dilakukan seorang kepala dinas pendidikan.

Bahkan, mereka juga mengaku mendapat intimidasi dari oknum aparat dan orang-orang yang mempunyai kepentingan di dalamnya. "Perjuangan kami sebagai mahasiswa tidak akan berhenti di sini saja walaupun kami mendapatkan intimidasi dari oknum aparat dan orang-orang yang punya kepentingan di dinas pendidikan. Ada salah seorang anak pengusaha meminta kami mencabut laporan di Polres. Ada apa dengan anak pengusaha itu?" tanya Aspan, selaku Korlap PMII Tanjungpinang, belum lama ini.

Meski banyak yang tidak menginginkan pergerakan mahasiswa, Aspan menyatakan lebih banyak juga yang mendukung mereka. Bahkan Aspan mengaku aksi mereka mendapat dukungan penuh dari DPRD Provinsi Kepri hingga kalangan akamedisi.

"Terlalu banyak orang yang mempunyai kepentingan dalam masalah ini, tekanan mulai dari ancaman hingga adanya berpura-pura sebagai pahlawan. Katanya PMII tidak usah menindaklanjuti kasus ini. Nanti PMII bisa dikondisikan. Kami tidak mengerti maksud orang itu. Intinya, perjuangan kami terus berlanjut. Dalam dua-tiga hari ini kami akan membentangkan spanduk sepenjang 100 meter di jalan. Cara itu salah satu bentuk dari sekian banyak perjuanggan kami," ujar Aspan. (*)

Editor: Roelan