Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kematian Sabri di Kamar Mesin KM Indah Perdana Dipertanyakan Keluarga
Oleh : Khoiruddin Nasution
Senin | 02-06-2014 | 19:06 WIB
keluarga-korban-karimun1.jpg Honda-Batam
Orangtua korban Sabri, Amiruddin (kiri tangan di mulut) dan keluarga saat mendengar penjelasan dari pihak Kanwil DJBC Khusus Kepri.

BATAMTODAY.COM, Karimun - Kematian Sabri (21), anak buah kapal (ABK) asal Kuala Tungkal yang ditemukan tak bernyawa di dalam kamar mesin kapal KM Indah Perdana di Pelabuhan Ketapang, Kamis (15/5/2014) lalu, tidak bisa diterima begitu saja oleh orangtua korban, Amiruddin.

Amiruddin merasa, kematian anaknya di atas kapal hasil tegahan Kanwil DJBC Khusus Kepri itu tidak wajar. Pasalnya, hasil visum dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karimun tidak kunjung didapatkan. Dia mengaku, hanya diberikan surat keterangan kematian saja. Padahal, di kening dan bibir Sabri terdapat luka menganga yang belum diketahui penyebabnya.

"Anehnya lagi, usai dimandikan, jasad anak saya itu berwarna hitam. Tidak seperti jasad orang meninggal pada umumnya. Seperti habis kena strum," ungkap Amiruddin kepada BATAMTODAY.COM, Senin (2/6/2014).

Kecurigaan Amiruddin semakin mendalam, tatkala pihak RSUD Karimun berdalih jika dr Prima Juliska, dokter yang menangani mayat anaknya, tidak berada di tempat, saat dirinya hendak mempertanyakan kebenaran kondisi mayat anaknya.

"Kalau dokternya tak ada, harusnya hasil visum juga diberikan. Tapi ini seolah-olah ada yang ditutupi," ujarnya.

Dengan kecurigaan mendalam, Amiruddin beserta keluarga lainnya mendatangani tempat kejadian perkara (TKP) awal, Kanwil DJBC Khusus Kepri guna menggali keterangan. Kepada Samsul Kamal, penyidik Kanwil DJBC khusus Kepri yang menerima kedatangannya dan keluarga, Amiruddin memaparkan maksud kedatangannya.

Kemudian Samsul Kamal memaparkan kronologis kejadian. Dijelaskan Samsul, korban Sabri bukan merupakan tahanan Kanwil DJBC khusus Kepri. Sehingga keberadaannya di atas kapal hasil tegahan itu adalah untuk menjaga kapal milik tokenya yang ditegah Kanwil DJBC khusus Kepri, agar tidak tenggelam dan rusak.

"Hanya saja, saat ditemukan jasad korban Sabri tidak berada di atas kapal yang dijaganya, melainkan berada diruang mesin kapal lain, yang membawa bawang yang membusuk. Banyak kemungkinan yang terjadi di pelabuhan Ketapang itu, dan kami langsung melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian agar ditangani lebih lanjut. Sebab, itu menyangkut nyawa manusia," terangnya.

Mengenai tanggung jawab, kata Samsul, Kanwil DJBC khusus Kepri akan tetap menerimanya. Namun keputusan itu masih menunggu hasil penyidikan dari pihak Kepolisian.

"Bukannya kita tidak mau menanggung-jawabinya, tapi kita serba salah. Dari sisi kemanusiaan tentu kita merasa kasihan. Namun presepsi orang berbeda. Baik menurut kita, belum tentu kata orang lain. Jadi sebaiknya kita menunggu hasil keputusannya saja," ungkapnya.

Editor: Redaksi