Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selama Pimpin Geng Motor, Sandy Akui Kelompoknya 8 Kali Lakukan Aksi Kriminal
Oleh : Romi Chandra
Senin | 02-06-2014 | 14:32 WIB
balapliar.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Selama berstatus sebagai ketua geng motor Ganas Nekat dan Sadis (Ganesa), Hery Sandy bersama komplotannya telah melakukan aksi perampokan di jalan raya sebanyak 8 kali di titik yang berbeda.

"Sebelum beraksi direncanakan dulu," kata Sandy saat ditanya wartawan setelah berhasil ditangkap tim Buser Polsek Lubukbaja, Senin (2/6/2014).

Delapan TKP tersebut, antara lain di jalan raya jembatan penyeberangan Tiban Kampung, jalan depan Vihara Maitreiya Batam Center, jalan raya dekat bundaran Regata Batam Center, jalan depan SMP 41 Lubukbaja. Kemudian jalan dekat sekolah Immanuel Lubukbaja, jalan jembatan Sei Ladi dan jalan di daerah Mata Kucing.

Selama beraksi, Sandy mengaku harta rampasan paling besar yang didapat baru handphone dan laptop. "Hasil jarahan untuk makan-makan saja," kata Sandy.

Selain itu, ketua Ganesa yang memimpin selama satu tahun ini mengaku diajari oleh ketua yang sebalumnya, Nalo, yang ditangkap Polsek Sekupang 2013 lalu dengan kasus yang sama, yakni pencurian dan kekerasan (curas).

"Awal masuk dulu saya tidak tahu apa-apa. Tapi setelah kenal sama Nalo, dia mengajari semua. Awalnya mengajari membawa senjata tajam kemana-mana, sampai akhirnya kecanduan. Setelah Nalo ditangkap, saya langsung diangkat jadi ketua," kata Sandy.

Ia juga mengaku jumlah anggota Ganesa puluhan dan sering nongkrong di depan Vihara Sei Panas. "Total semua anggota saya lupa, tapi puluhan ada," tambah Sandy.

Semasa Nalo dulu, kata Sandy, setiap anggota diwajibkan menyetor uang setiap harinya mulai kisaran Rp20 ribu hingga Rp50 ribu lebih. "Dengan saya tak ada setoran lagi. Kami langsung terjun sama-sama," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, berhasil ditangkapnya Desky dan Hery Sandy, terungkap sudah kasus perampokan dan penganiayaan Dwi Melia Ningsih, siswi SMK 2 Batam, yang ditemukan bersimbah darah di Kampung Nelayan, Sabtu (24/5/2014) malam.

Kepada kepolisian Polsek Lubukbaja, Sandy yang ditangkap di tempat persembunyiannya indekos yang berada di Blok IV Windsor itu, juga mengakui telah menyuruh dan mengajari Desky merampok dan menikam korbannya. Semua yang dilakukan Desky memang atas dasar hutang budi kepada Sandy.

"Desky dan Sandi kenal sekitar 2013 lalu. Sejak kenal, Desky sering main dan tidur di rumah Sandy," kata Kapolsek Lubukbaja, Kompol Aris Rusdiyanto dalam eksposenya, Senin (2/6/2014).


Editor: Dodo