Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cenderung Menyerang Usia Muda

Diabetes Tipe 1 Bisa Menyusutkan Volume Otak Anak
Oleh : Redaksi
Senin | 26-05-2014 | 10:44 WIB

BATAMTODAY.COM - DIABETES merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012 menempatkan diabetes di peringkat ke delapan setelah diare sebagai penyebab kematian di dunia.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan risiko komplikasi yang tak kalah mengerikan. Para peneliti menemukan bahwa diabetes tipe 1 pada anak-anak dapat menyebabkan penyusutan otak, yang mempengaruhi memori dan perhatian kognisi.

Diabetic ketoacidosis (DKA) adalah komplikasi berbahaya dari diabetes tipe 1 yang secara bertahap dapat mengubah materi otak pada anak-anak yang baru didiagnosis. "Anak-anak dan remaja yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 dengan ketoasidosis diabetik memiliki bukti penyusutan materi abu-abu (gray matter) pada otak dan pembengkakan materi putih (white matter)," kata penulis utama Dr Fergus Cameron, Kepala Layanan Diabetes di Rumah Sakit Royal Children di Victoria, Australia, mengatakan kepada HealthDay.

Studi terbaru itu meneliti 36 anak-anak dan remaja dengan DKA dan 59 tanpa DKA. MRI diambil selama enam bulan. Hasilnya, mereka yang terindikasi dengan DKA mengalami penurunan volume materi abu-abu disertai pembengkakan materi putih.

Ada juga bukti kehilangan memori dan penyusutan terus-menerus dan perhatian yang terpecah. Gejalanya cenderung berkembang dari waktu ke waktu, meningkatkan perhatian besar bagi orang tua yang mungkin tidak melihat adanya perbedaan pada anak mereka.

"Setiap penurunan perhatian atau memori pada anak-anak adalah kekhawatiran bagi anak-anak memperoleh pengetahuan baru dan belajar keterampilan baru sepanjang waktu," kata Cameron.

Cameron dan timnya menemukan bahwa 20 - 30 persen anak-anak yang baru didiagnosis dengan diabetes tipe 1 memiliki DKA. Menurut CDC, 2002 - 2003, 15.000 remaja di Amerika Serikat (AS) didiagnosis dengan diabetes tipe 1 setiap tahun.

"DKA masih membunuh orang. Jadi, kita perlu melakukan lebih baik. Kita perlu alat yang lebih baik. Dan kita perlu mendidik dokter lebih lanjut tentang gejala diabetes tipe 1," kata Cameron.

Yayasan Riset Diabetes Juvenile melaporkan bahwa penderita diabetes tipe 1 terus meningkat. Setiap tahun, 30.000 orang dewasa dan anak-anak AS didiagnosis dengan diabetes tipe 1. Penyakit ini, umumnya menyerang orang-orang yang berusia muda, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel yang memproduksi insulin dalam tubuh.

Penderita diabetes tipe 1 harus mengambil insulin untuk mengontrol gula darah mereka, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan memonitor tekanan darah dan kolesterol mereka. Tanpa perawatan yang tepat, penyakit ini dapat mematikan.

Beberapa gejalanya antara lain sering kencing, haus terus-menerus, penurunan berat badan, penglihatan kabur, kelelahan, kulit kering dan gatal, dan hilangnya rasa pada kaki.

Sayangnya, para peneliti belum mengetahui penyebabnya secara pasti. CDC mengatakan bahwa genetika, lingkungan, dan kontak dengan virus tertentu mungkin berperan dalam menularkan penyakit ini.

Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk lebih memahami bagaimana diabetes tipe 1 mempengaruhi otak dan berupaya untuk mencegah DKA. (*)

Editor: Roelan