Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Sang Bayi, Wanita di Singapura Ini Rela Berbaring Selama Enam Bulan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 23-05-2014 | 11:55 WIB
jenifer kee, suami dan anaknya tujuh bulan.jpg Honda-Batam
Jenifer Kee, suami, serta bayinya yang berusia tujuh bulan. (Foto: tnp.sg)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Seorang ibu hamil terpaksa harus berbaring selama enam bulan di rumah sakit Gleneagles Hospital untuk menyelamatkan nyawa bayinya. Bahkan ibu ini harus menahan untuk bisa duduk, bahkan ke kamar mandi sekali.

Wanita bernama Dr Jennifer Kee itu bukan sedang sakit. Tapi dia harus melakukan semua yang dia bisa untuk menjaga "bayi ajaib" yang akan lahir dari rahimnya.

"Saya sangat bersyukur bisa memiliki kesempatan untuk hamil. Saya akan tetap fokus membawa kesempatan ini hingga sampai melahirkan," kata agen perumahan yang mendapat gelar doktor untuk ilmu kehidupan.

Janin yang tumbuh dalam perutnya itu benar-benar kejutan. Selama 10 tahun, Jenifer dan suaminya, Adrian Lim, seorang manajer program di sebuah perusahaan multinasional, telah berusaha untuk mendapatkan anak.

Impian yang sudah ditunggu lama itu sempat pupus setelah Jenifer menjalani operasi usus buntu rutin ketika dia berusia 22 tahun. "Aku ingat saat terjaga dan seorang perawat memberitahu saya bahwa ada kista di ovarium kanan saya dan itu telah dihapus," kenang Jenifer seperti dikutip dari AsiaOne.

Dia paham, hal itu akan memupuskan peluangnya untuk memiliki anak secara alami. Setelah upaya selama setahun sia-sia dengan mencoba kehamilan secara alami, mereka memilih kehamilan dengan dara bayi tabung. Namun tetap ada hasilnya setelah dua kali dilakukan.

Pasangan itu juga meminta bantuan dari praktisi tradisional Cina dan ahli di luar negeri, termasuk di Thailand dan Amerika Serikat. Hasilnya tetap sama: hampir tidak mungkin bagi keluarga Lim untuk memiliki anak biologis.

Jenifer mengaku sempat frustasi. Apalagi, ketika tahu ada beberapa rekannya yang ternyata hamil namun bukan atas keinginan mereka.

Upaya bertahun-tahun berusaha tanpa menyebabkan pasangan ini menyerah dan pasrah. Namun suatu hari, tiba-tiba ia mengalami pendarahan.

Sebulan kemudian, dokter spesialis kandungan menyampaikan hasil USG yang mencengangkan. Dalam perut Jenifer ada calon jabang bayi.

Sang dokter pun tidak berharap "benda" dalamperut Jenifer adalah calon jabang bayi, mengingat pengalaman medis pasiennya yang berisiko.

Meski sempat senang, Jenifer dikabarkan, risiko keguguran punya peluang besar. Apalagi, oleh dokter, pasiennya itu memiliki kompllikasi yang mengancam jiwa.

Namun, keluarga Lim begitu gembira mesikupun kedua orang tua mereka tak mendukung. Hanya saja karena kehamilan itu tidak stabil, pemeriksaan dokter pun harus menunggu dalam waktu enam bulan. Selama itu pulalah Jenifer harus terus berbaring untuk menjaga bayi yang diidam-idamkannya itu dengan sesekali diberikan obat untuk menjaga kehamilannya.

"Kami bangun setiap hari dan tidak benar-benar tahu apakah kita akan kehilangan bayi. Kami hanya fokus pada kehamilannya saat ini, berusaha dari waktu ke waktu," kata Lim, suami Jenifer.

Meskipun banyak jarum yang tertancam di tubuh Jenifer, ditambah fakta bahwa otot-ototnya mulai melemah dari hari-hari panjang selama berbaring, Jenifer tetap bertahan.

Kabar buruk muncul ketika usia kehamilan menginjak usia 8,5 bulan. Detak jantung bayi melemah. Dokter sempat menyarankan agar Jenifer "merelakan" calon jabang bayinya dan menunggu untuk kehamilan berikutnya. Apalagi, dokter juga siaga jika sewaktu-waktu Jenifer mengalami pendarahan hebat.

Namun, keajaiban terjadi dalam operasi panjang yang memakan waktu 1,5 jam pada 27 September 2013 lalu. Meski Jenifer mengalami pendarahan hebat, bayi mereka lahir dengan selamat. (*)

Editor: Roelan