Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jamur Meksiko Ini Bisa Hambat Pengolahan Emosi Negatif di Otak
Oleh : Redaksi
Kamis | 22-05-2014 | 07:51 WIB

BATAMTODAY.COM - KETIKA emosi diproses secara bias negatif di otak, seseorang berisiko untuk mengalami depresi. Kini, psilocybin, komponen bioaktif dari jamur ajaib Meksiko, tampaknya memberi intervensi positif dalam mekanisme proses emosi di otak.

Bahkan sejumlah kecil dari bahan alaminya bisa melemahkan pengolahan emosi negatif dan mencerahkan suasana hati. Demikian ditunjukkan oleh para peneliti Universitas Zurich (UZH) yang menggunakan metode pencitraan.

Emosi seperti rasa takut, marah, sedih, dan suka cita, memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka dan bereaksi secara fleksibel terhadap stres dan ketegangan. Selain itu emosi ini juga sangat penting untuk proses kognitif, reaksi fisiologis, dan perilaku sosial.

Pengolahan emosi berhubungan erat dengan struktur di otak, yaitu apa yang dikenal sebagai sistem limbik. Dalam sistem ini, amigdala (komponen sistem limbik di otak tengah) memainkan peran sentral -dari semuanya, admigdala memroses emosi negatif seperti kecemasan dan ketakutan.

Jika aktivitas amigdala menjadi tidak seimbang, gangguan depresi dan kecemasan dapat berkembang.

Kini, para peneliti di Universitas Rumah Sakit Jiwa Zurich telah menunjukkan bahwa psilocybin, komponen bioaktif dalam jamur ajaib Meksiko, mempengaruhi amigdala, sehingga melemahkan pengolahan rangsangan negatif. "Temuan ini bisa menunjukkan jalan untuk pendekatan baru untuk pengobatan, komentar penulis utama, Rainer Krähenmann, seperti yang dipublikan dalam jurnal medis terkenal Biological Psychiatry.

Psilocybin Hambat Pengolahan Emosi
Pengolahan emosi bisa terganggu oleh beragam penyebab dan menimbulkan gangguan mental. Peningkatan aktivitas amigdala dalam menanggapi rangsangan yang mengarah ke neuron, memperkuat sinyal negatif dan melemahnya pengolahan yang positif.

Mekanisme ini memainkan peran penting dalam pengembangan gangguan depresi dan kecemasan. Psilocybin mengintervensi secara khusus pada mekanisme ini seperti yang ditunjukkan oleh penelitian tim Dr Rainer Krähenmann itu dari Neuropsychopharmacology dan Brain Imaging Unit yang dipimpin Prof Dr Franz Vollenweider.

Psilocybin secara positif mempengaruhi suasana hati pada orang sehat. Di otak, zat ini merangsang situs docking khusus untuk serotonin "si penyampai pesan". Oleh karena itu, para ilmuwan berasumsi bahwa psilocybin memberikan efek suasana hati cerah yang melalui perubahan dalam sistem serotonin di daerah otak limbik.

Kenyataannya, ini bisa didemonstrasikan dengan menggunakan pencitraan magnetik resonansi fungsional (fMRI). "Bahkan dosis moderat psilocybin melemahkan proses rangsangan negatif dengan memodifikasi aktivitas amigdala dalam sistem limbik serta di daerah otak lain yang terkait," kata Krähenmann, dikutip dari rilis resmi universitas.

Studi ini jelas menunjukkan bahwa modulasi akvititas amigdala secara langsung terkait dengan suasana hati yang tinggi (high mood).

Menurut Krähenmann, pengamatan ini adalah penting secara klinis. Pasien depresi pada khususnya bereaksi lebih terhadap rangsangan negatif dan pikiran mereka yang sering berputar di sekitar konten negatif.

Oleh karena itu, neuropharmacologis sekarang ingin menjelaskan dalam studi lebih lanjut apakah psilocybin akan menormalkan pengolahan yang berlebihan dari rangsangan negatif seperti yang terlihat dalam studi pencitraan syaraf (neuro imaging) dari pasien depresi -dan akibatnya dapat menyebabkan peningkatan suasana hati pada pasien ini.

Rainer Krähenmann menganggap penelitian pada pendekatan baru untuk pengobatan adalah sangat penting, karena obat saat ini tersedia untuk pengobatan gangguan depresi dan kecemasan, tidak efektif pada semua pasien dan sering dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan. (*)

Editor: Roelan