Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Stop Kriminalitas di Batam, Saatnya Semua Elemen Berperan Aktif Jaga Keamanan
Oleh : CR-9/Romi Chandra
Senin | 19-05-2014 | 16:34 WIB
taba-iskandar.gif Honda-Batam
Taba Iskandar, praktisi hukum di Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Batam yang sering disebut sebagai kota industri dan kota madani yang dipadati penduduk yang heterogen, saat ini sedang terusik kenyamannya. Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin merajalela, baik dari segi kwantitas maupun kwalitas.

Rentetan kasus demi kasus, baik pembunuhan, perampokan, aksi geng motor yang didominasi remaja dan kasus lainnya mewarnai kesemrawutan Batam. Belum lagi penegakan hukum yang pandang bulu serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang sama sekali tidak berpihak kepada masyarakat.

Contohnya saja, di bulan Mei ini saja, terjadi lima kasus pemhunuhan yang berbeda. Kejadiannya hanya berselang satu dan beberapa hari saja. Seperti yang telah diberitakan, pembunuhan pertama dialami Suhaima alias Ema, karyawan Nestle Milo di Nagoya City Walk yang ditemukan tewas mengenaskan di pinggir jalan Jembatan V Barelang, Rabu (7/5/2014).

Kamis-nya (8/5/2014), Thi Than Hoa, wanita Vietnam berusia 40 tahun menjadi korban perampokan yang terjadi di depan Perumahan Mutiara View, Tiban, dan menghembuskan nafas terakhirnya setelah sehari dirawat di Rumah Sakit BP Batam.

Hanya berjarak satu hari, Batam kembali digegerkan dengan pembunuhan terhadap Apriliani Dewi, remaja 18 tahun yang masih duduk di bangku SMK Permata Harapan. Dewi ditemukan tewas mengapung dalam kondisi bugil di perairan Kampung Dapur Arang III, Sijantung, Galang, Sabtu (10/5/2014).

Dalam tiga kasus ini, polisi baru bisa mengendus dua kasus, yakni perampokan warga Vietnam dan pembunuhan siswi SMK Permata Harapan. Dua kasus ini belum tuntas diselesaikan, karena masih ada pelakunya menjadi DPO.

Belum tuntas secara menyeluruh terkait tiga kasus tersebut, 6 hari kemudian kembali ditemukan sesosok mayat wanita  tergeletak di semak belukar kawasan Bumi Perkemahan Kabil, Telaga Punggur Kecamatan Nongsa, Jumat (16/5/2014) yang barnama bernama Tri Handani (17).

Dan Sabtu (17/5/2014) kemarin, Laude Umar penghuni kos-kosan di perumahan Baloi Kesehatan Blok A/19 RT 04/RW 01 ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan di sekujur tubuhnya.

Belum lagi kasus pemukulan terhadap remaja oleh pria bersenjata api yang diduga seorang aparat di kawasan Sei Ladi, Sekupang, Sabtu (17/5/2014) dini hari lalu. Sejumlah aksi kriminalitas ini, masih ditambah maraknya aksi geng motor serta bermacam kasus lainnya yang sangat meresahkan masyarakat.

Pengamat hukum di Kota Batam, Taba Iskandar saat dihubungi BATAMTODAY.COM mengatakan, persoalan yang timbul di Batam saat ini bukan hanya masala keamanan, namun sangat kompleks. Masalah kesenjangan sosial, ekonomi, masalah pemahaman agama dan masih banyak permasalahan lainnya.

Ia mencontohkan, kesenjangan sosial atau ekonomi, begitu 'njomplang'-nya kesenjangan antara si kaya dan si miskin, lapangan pekerjaan yang sulit, masyarakat yang semakin padat membuat kesemrawutan di Batam kian meningkat.

"Sekarang saja orang mau membeli nasi saja susah, jadi tidak bisa hanya ditangani oleh polisi saja untuk maraknya tindak kriminalitas di Batam. Persaingan di Batam ini sekarang sangat keras. Yang berkuasa menunjukkan kekuasaannya, yang punya jabatan memamerkan jabatannya, yang punya massa sombong dengan massanya," kata Taba, belum lama ini.

Begitu juga soal agama, tindak kriminalitas ini terjadi karena lemahnya pemahaman agama di lingkungan masyarakat. Mestinya pendidikan agama itu di tingkat secara formal di sekolahan maupun non formal di sekolahan agar bisa membentuk karakter yang lebih baik bagi generasi muda. Serta kegiatan agama baik di masjid, gereja, vihara dan tempat ibadah lainnya mesti ditingkatkan.

"Setiap agama kan mengajarkan bahwa membunuh itu perbuatan dosa. Mencuri itu sangat dilarang apapun alasannya. Begitu juga penegakan hukum mestinya harus tanpa pandang bulu. Tapi kenyataannya, hukum kita kadang-kadang tidak bisa menindak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oknum," kata Taba lagi.

Mengatasi permasalahan yang ada lanjut Taba, mesti ada inisiatif dari para petinggi, seperti pemerintahan, DPRD, penegak hukum untuk bisa bersikap lebih pro terhadap masyarakat.

"Pemerintah dan DPRD mestinya bisa mengambil atau membuat kebijakan yang menguntungkan masyarakat. Contohnya upayakan menambah lapangan pekerjaan dan lainnya. Penegak hukum harus bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya," tegas Taba.

Solusi yang paling tepat, mestinya semua elemen berkumpul dan menbiacarakan apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan Batam yang kondusif, aman dan tidak lagi kriminalitas.

"Cobalah ambil sikap, kumpulkan pemuka agama, tokoh masyarakat, muspida dan DPRD untuk menyamakan persepsi. Jangan hanya bekerja secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, tentu yang bekerja untuk menjaga keamanan dan ketertiban Batam ini," pungkas Taba.

Jangan lagi para penegak hukum menyombongkan seragamnya dan mempertontonkan kekerasan. Pemerintah ciptakanlah lapangan pekerjaan yang memadai. Sementara pemuka agama dan tpkoh masyaeakat mulailah memberikan pemahaman ke masyarakatnya.

Editor: Dodo