Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peringati May Day, Gelar Dialog Interaktif

Buruh di Karimun Ajak Pemerintah Cari Solusi
Oleh : Khoiruddin Nasution
Selasa | 06-05-2014 | 18:38 WIB
Buru-20140506-00169.jpg Honda-Batam
Hanis Jasni, Ketua K-SPSI Karimun. (Foto: Khoiruddin Nasution/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Karimun -  Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menggelar dialog interaktif. Kegiatan itu dilakukan untuk sebagai bentuk peringatan hari buruh se-dunia atau kerap disebut May Day.

"Kita lakukan ini untuk mencari solusi terhadap nasib buruh. Khususnya di Kabupaten Karimun ini," kata Hanis Jasni, Ketua K-SPSI Karimun kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (6/5/2014) di aula Hotel Alisan.

Menurutnya, kehadiran pemangku kebijakan pada acara dialog interaktif ini sangatlah penting. Sehingga solusi yang dimaksudkan dapat tercapai.

Adapun tuntutan K-SPSI Kabupaten Karimun terdiri dari 15 poin. Sebanyak 10 di antaranya yakni tuntutan buruh secara nasional, sedangkan lima tuntutan lokal antara lain pencerdasan terhadap buruh, perhatian kepada buruh, harga barang murah, hapuskan perbedaan kesetaraan, dan pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap perusahaan outsourcing.

"Poin pertama yakni buruh wajib disekolahkan sampai memiliki skill. Kedua, adanya kesempatan dan kelangsungan pekerjaan bagi buruh. Kemudian buruh harus dijadikan warga negara kelas satu, sebab merekalah yang memajukan perekonomian ini. Lantas yang keempat, perusahaan tidak membedakan antara tenaga kerja luar dengan tenaga kerja yang berasal dari Karimun. Dan terakhir pemerintah harus selektif menerima perusahaan subcon, agar tidak terjadi penipuan terhadap gaji buruh,"paparnya.

UMK baginya tak lebih dari "upah minimum kesengsaraan". Sebab, dengan gaji Rp1,8 juta itu, seorang buruh tidak akan mampu menghidupi keluarganya.

"Bukan angkanya yang kita mau, hanya saja, berikan satu solusi. Contohnya, dibuat sepermarket khusus untuk buruh dengan harga murah, atau diberikan diskon tinggi kepada buruh apabila berbelanja di manapun," katanya.

Kegiatan ini, bukan ingin menghakimi ataupun meminta-minta. Kegiatan ini katanya lagi, untuk mencarikan solusi kepada para buruh. Tujuannya untuk kebersamaan presepsi antara buruh, pengusaha dan pemerintah. Namun jika hari ini tidak ditanggapi, maka K-SPSI akan turun ke jalan.

"Menurut kami, semuanya salah. Jika dari sisi buruh, kenapa harus terlahir bodoh dan tidak memiliki skill, akibat orang tuanya yang tidak mampu. Sedangkan pemerintah tidak meng-cover benar-benar kepentingan buruh tadi. Sedangkan dari sisi pengusaha, bagaimana dia mengeluarkan uang yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya," terangnya. (*)

Editor: Roelan