Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Limbah Kerukan Ancam Great Barrier Reef
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-05-2014 | 08:37 WIB
great_barrier_reef_dw.jpg Honda-Batam
Great Barrier Reef.

BATAMTODAY.COM - Badan PBB UNESCO melalui laporan yang dirilis di Paris hari Kamis (1/5/2014) mengatakan telah merekomendasikan taman laut di pesisir Australia itu untuk masuk ke dalam daftar situs warisan dunia yang statusnya terancam.

Laporan menyebutkan bahwa UNESCO "mengkhawatirkan" dan "menyesali" keputusan pemerintah Australia bulan Januari lalu untuk memberi izin pembuangan limbah kerukan dengan volume tiga juta meter kubik ke perairan sekitar 25 kilometer dari Great Barrier Reef. UNESCO juga mengungkap bahwa "izin ini tetap dikeluarkan meski terdapat indikasi adanya alternatif pembuangan yang tidak terlalu mengancam."

Limbah kerukan datang dari wilayah Abbott Point dan merupakan bagian dari rencana perluasan pelabuhan di wilayah itu.

Tidak ada kemajuan

Laporan UNESCO merekomendasikan bahwa Great Barrier Reef masuk ke dalam daftar terancam dalam sebuah pertemuan tahun 2015 akibat "tidak adanya kemajuan substansial menyangkut isu-isu penting."

Organisasi lingkungan WWF mendukung peringatan UNESCO.

"Kekhawatiran UNESCO juga dirasakan oleh ribuan warga Australia dan ratusan peneliti terkemuka, dan kami menyerukan kepada pemerintah Australia untuk melarang pembuangan tanah kerukan di Situs Warisan Dunia sebelum berlangsungnya pertemuan Komisi Warisan Dunia," tegas jurubicara WWF Australia, Richard Leck.

Canberra menjawab

Namun pemerintah Australia menampik kritik yang dilayangkan terhadap mereka.

"Perlindungan Great Barrier Reef adalah tantangan yang terus berlanjut," tulis sebuah pernyataan yang dirilis Menteri Lingkungan Greg Hunt.

"Kami yakin bahwa kami memiliki mekanisme perlindungan lingkungan serta sumber daya untuk memastikan bahwa Great Barrier Reef terus menjadi salah satu Situs Warisan Dunia yang paling terlindungi dan dikelola dengan baik."

Great Barrier Reef atau Karang Penghalang Besar mempunyai koleksi terumbu karang terbesar di dunia dan menjadi rumah bagi 1.500 spesies ikan.

Sumber: Deutsche Welle