Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasangan Jokowi-JK Tak akan Dapat Dukungan Islam Moderat
Oleh : Surya
Selasa | 29-04-2014 | 13:42 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Saat ini ada anggapan menyesatkan bahwa dengan  menggandeng Jusuf Kalla (JK) sebagai Cawapres Jokowi (Joko Widodo), Capres PDIP akan mendapat dukungan elit Islam moderat.

Menurut pengamat politik yang juga aktivis mahasiswa Angkatan 1978, Syafril Sjofyan, dan dosen Universitas Moestopo Jakarta, Lukman Hakim, hal tersebut tidak benar, karena yang terjadi justru sebaliknya yaitu JK tidak mengakar di kalangan Nahdliyin. Bahkan di kampung halamannya sendiri JK mengalami banyak resistensi.

Selain itu, body language dan oral language JK tidak disukai rakyat kebanyakan, termasuk para santri. Di sisi lain dengan menggandeng JK, Jokowi akan kehilangan suara dari kalangan Sukarnois di Jawa karena akar ideologi JK bukanlah Trisakti yang merupakan ajaran Bung Karno.

"Malah waktu jadi wapresnya SBY, JK itu programnya menaikan BBM dan getol mewacanakan pencabutan subsidi,"  kata Syafril Sjofyan kepada wartawan, Selasa (29/4/2014) siang di Gedung DPR Senayan, Jakarta.

Lukman Hakim menambahkan, sudah saatnya Jokowi beserta para elit PDIP mencari figur yang bersih dari dosa masa lalu dan lebih muda serta memahami seluk beluk persoalan perekonomian yang memiliki keberpihakan kepada rakyat seperti diamanatkan dalam UUD 45.

Menurut Syafril Sjofyan, Jokowi, Megawati, dan para elit PDIP masih punya cukup waktu untuk mencari figur yang tepat untuk dijadikan cawapresnya Jokowi. Caranya antara lain adalah dengan mendengarkan kehendak masyarakat yang menginginkan negeri ini menjadi lebih baik, bersih, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan zaman.

Syafril dan Lukman menegaskan, Jokowi harus  berpasangan dengan figur yang selain memiliki dukungan NU, juga memiliki kesamaan ideologi dengan pemilih tradisional PDI Perjuangan. Syafril Sjofyan dan Lukman Hakim melihat ekonom senior Rizal Ramli merupakan figur yang bisa mewakili pemilih dengan dua karakteristik tersebut.

Rizal dikenal luas memiliki jaringan kuat baik dengan kalangan NU formal maupun kultural. Di kalangan Nahdlyin, Rizal dikenal dengan nama Gus Romli. Sementara untuk pemilih tradisional PDI Perjuangan, Rizal yang merupakan salah seorang menteri kepercayaan Gus Dur, sejak lama berjuang menegakan kedaulatan dan kemandirian bangsa.

"Jika bersama Rizal Ramli, Jokowi juga akan mendapat dukungan dari gerakan buruh yang luas. Dukungan ini jelas tidak akan dimiliki JK yang mewakili kelas pengusaha," ujar Syafril.  
 
Editor: Surya