Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Irman Berharap Konvensi Demokrat Ada Hasilnya
Oleh : Surya
Kamis | 24-04-2014 | 11:59 WIB
irman-gusman_4.jpg Honda-Batam
Ketua DPD RI Irman Gusman

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Peserta konvensi capres Partai Demokrat (PD) yang juga Ketua DPD RI Irman Gusman menegaskan jika konvensi capres yang digelar oleh PD harus ada akhirnya dan juga harus ada hasilnya.


Sebab, konvensi itu sudah berjalan dengan baik, dan baru di Indonesia karena PD mengakomodir figur dari luar partai. Tentu, itu sangat demokratis dan egaliter di tengah tumbuhnya oligarki dan dinasti politik akhir-akhir ini.

"Saya ikut konvensi capres PD yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu karenamerupakan terobosan baru dan memberikan peluang baru bagi tokoh dari luar PD. Ini untuk menciptakan terwujudnya pemilu yang dialogis, dan bukan hanya pawai, ramai-ramai, arak-arakan massa dan sebagainya," tegas Irman Gusman dalam Dialog Kenegaraan di Jakarta, Rabu (23/4/2014).

Apalagi lanjut Irman, proses politik di Indonesia ini berbeda dengan di luar negeri khususnya Amerika Serikat, yang hanya terdiri dari dua partai; Demokrat dan Republik dan bermuara pada kedua ideologi partai tersebut. 

Tapi, di Indonesia dengan keragaman ratusan etnis, suku, bahasa dan agama ternyata pemilu berlangsung lancar, aman, dan tertib meski banyak politik uang.”Rakyat di daerah juga sangat antusias mengikuti proses pemilu 9 April lalu,” ujarnya.

Menurut  Irman, dirinya lebih percaya hasil konvensi daripada hasil survei, karena dalam konvensi itu terjadi peratrungan gagasan untuk membangun bangsa, dan negara, dan bukan hanya berdasarkan pendapat atau pilihan masyarakat yang berdasarkan citra, seperti dilakukan dalam survei selama ini.  "Jadi, saya lebih percaya hasil konvensi daripada survei" tutur Irman.

Hanya saja konvensi tersebut kata Irman, harus berlangsung dengan transparan dan bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Sehingga siapapun nantinya yang menang dari konvensi itu, merupakan pilihan rakyat. 

Untuk itu, Irman memiliki beberapa skenario pasangan capres-cawapres termasuk hasil konvensi PD pasca pileg 9 April 2014 ini. Misalnya Pertama, PD bisa koalisi dengan Gerindra, PAN, dan PPP. Kedua, Demokrat dengan Gerindra. dan ketiga, Demokrat dengan PAN dan PKS.

Di luar itu koalisi antara PDIP dengan Nasdem, Golkar dengan Hanura, Gerindra dengan PKB dan PPP, PDIP, PKB dan Nasdem, Golkar, PKS dan Hanura, dan koalisi partai islam; PKB, PPP, PKS, dan PAN.  "Jadi, segala kemungkinan sebelum didaftar ke KPU bisa terjadi," pungkasnya.

Sedangkan Ketua DPP Parta Demokrat (PD) masih akan melanjutkan debat konvensi Capres sampai 27 April 2014 mendatang sekaligus sebagai penutupan perjalanan konvensi capres PD selama ini.  PD bisa berkoalisi dengan tiga capres yang sudah ada seperti Prabowo Subianto, Jokowi, Aburizal Bakrie, dan atau mengusung capres sendiri dengan berkoalisi dengan partai-partai yang suaranya cukup untuk mengajukan capres-cawapres.

"Mengingat hasil pemilu 9 April tak ada partai yang bisa mengajukan capres-cawapres sendiri, maka secara realistis harus berkoalisi dengan partai lain. Lalu, kemana arah hasil konvensi diarahkan? Sikap itu akan ditentukan setelah 27 April nanti ketika konvensi capres PD ditutup. Bahwa komunikasi politik sudah berlangsung baik selama ini dengan berbagai politik yang ada," kata Andi Nurpati.  

Andi Nurpati menegaskan jika konvensi yang digelar PD selama ini merupakan mekanisme terbaik dalam menjaring capres-cawapres, di mana sistem itu sangat berbeda dengan hanya menunjuk capres dan cawapres yang dilakukan oleh partai lain, meski harus dikembalikan ke partai masing-masing. 

"Mekanisme konvensi itu dilakukan ketika SBY tak lagi bisa nyapres kembali meski elektabilitasnya tinggi.  Tapi apa yang dilakukan PD itu sudah terlalu maju di Indonesia. Untuk itu, saya yakin ke depan mekanisme konvensi PD ini paling tepat, apalagi posisi kader PD sama dengan kader dari luar partai," katanya.  

Capres Demokrat tak kuat 
Sementara itu, pengamat politik dari UI Effendi Gazali menegaskan jika Partai Demokrat (PD) akan tetap mengajukan capres dengan koalisi dengan partai tengah misalnya PAN, PKB, PKS dan lainnya, posisinya tetap akan lemah, karena tak ada tokoh yang akan dicapreskan sekuat Jokowi dan Prabowo.Karena itu, SBY harus melakukan langkah cepat dengan melakukan koalisi dengan capres yang sudah ada, untuk menyelamatkan konvensi itu sendiri.

"Jadi, konvensi capres PD yang akan ditutup dengan perdebatan pada 27 April itu, tak banyak manfaatnya, maka SBY harus berani melakukan koalisi sebelum partai-partai berkoalisi. Tanda-tandanya harus ada sekarang ini tanpa harus mengukur elektabilitas peserta konvensi capres. Lalu, akan dipsangkan dengan siapa?" tandas Effendi Gazali. 

Diakui Effendi Gazali jika konvensi itu proses terbaik untuk mencari capres, tapi belum untuk Indonesia. Apalagi yang dilakukan PD misalnya sampai sekarang ini belum mengerucut dari 11 peserta konvensi capres itu, siapa yang seharusnya dicapreskan untuk pilpres 2014 ini? 

"Konvensi PD itu tak ada ujungnya, tak ada kontestasi capres dan partai, dan tak ada gagasan yang berani berbeda dengan PD maupun SBY. Mestinya itu terjadi, dan hasilnya nanti akan ditentkan oleh survei," katanya.

Sejauh itu Effendi Gazali menyatakan prihatin dengan pemilu 9 April 2014 ini, karena maraknya politik uang yang populer dengan istilah NPWP (nomor piro wani piro, nomor berapa berani berapa?). Solgan itu terbukti dipraktekkan oleh rakyat di bawah, karena mereka menyaksikan banyak anggota DPR RI yang korupsi. 

"Belum lagi penghitungan suara yang diwarnai berbagai kecurangan sejak dari TPS, KPPS, KPPK, KPUD sampai KPU," katanya.

Editor : Surya