Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perawatan Metode Kanguru, 'Menyelamatkan' Nyawa Bayi Melalui Dekapan
Oleh : Redaksi
Selasa | 15-04-2014 | 13:25 WIB
bayi_dipeluk.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - PercayakahAnda sentuhan membantu proses penyembuhan? Lewat perawatan metode kanguru, bayi berat lahir rendah atau yang lahir prematur dapat bertahan hidup, hanya melalui dekapan.

Di rumah sakit San Ignacio di Bogota, Cesar Algeciras menghabiskan waktu lima jam sehari di unit perawatan intensif bayi yang baru lahir. Dengan penuh kasih sayang, ia mendekap sang bayi ke dadanya yang telanjang.

"Merasakan detak jantungnya adalah saat-saat menyenangkan," kata teknisi komputer berusia 36 tahun itu sambil memeluk bayinya. "Kadang-kadang saya bahkan tidak harus memeriksa monitor untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja," imbuhnya

Apa yang dilakukan Algeciras ini dikenal dengan sebutan "perawatan metode kangguru". Praktiknya sangat sederhana, yakni kontak langsung dari kulit ke kulit.

Nama jenis perawatannnya mengacu pada hewan kangguru. Hewan ini selalu memasukkan anak-anak mereka dalam kantung -sesaat setelah bayinya lahir- guna menyelesaikan tahap perkembangan sang bayi.

Jenis perawatan bayi yang meniru apa yang dilakukan kangguru tersebut sudah dimulai di Kolombia, lebih dari 30 tahun lalu. Awalnya, karena negara itu kekurangan inkubator.

Setelah pada mulanya direspon dengan skeptis, jenis perawatan semacam ini kini telah menjadi praktik umum di negara Amerika Selatan -dan bahkan telah menyebar ke seluruh dunia.

Bayi Algeciras adalah salah satu dari beberapa bayi yang baru lahir di rumah sakit -yang berjuang untuk bertahan hidup. Sementara ia tidak menghabiskan waktunya di inkubator, ayahnya diyakinkan dokter bahwa kontak fisik mampu bekerja dengan ajaib.

Sejak 1978, Nathalie Charpak -seorang dokter- telah mendorong untuk membakukan jenis "perawatan metode kanguru" ini.

Meski kelihatannya sangat sederhana, namun "perawatan kanguru" punya aturan-aturan tertentu. Orang tua sang bayi tidak diperbolehkan untuk mengubah posisi dekapan -kecuali untuk memberi makan dan mengganti popok bayi. Dan bahkan di malam hari, mereka tidak bisa berbaring telentang saat memeluk sang bayi. Ini penting untuk memastikan agar posisi bayi tetap tegak dan terus-menerus terdapat kontak kulit.

Lingkungan sekitarnya juga tak kalah penting. Dalam upaya untuk menciptakan kondisi laksana rahim - perawat di RS San Ignacio memastikan agar ruang rawat itu hanya boleh diterangi cahaya dari lampu redup dan ruangannya pun harus hening.

Praktik yang diklaim Charpak "efektif laksana inkubator" ini tersebar ke berbagai negara. "Kami telah melatih cara perawatan semacam ini di lebih dari 30 negara," ujarnya - termasuk Amerika Serikat, Spanyol dan Swedia. Dokter asal Kolombia ini juga telah melakukan perjalanan ke Asia dan Afrika untuk berbagi ilmu.

Sebuah kajian dari Swedia yang diterbitkan oleh jurnal AS PubMed pada 2011 menunjukkan bahwa meski para orang tua yang melakukannya mengganggap metode ini melelahkan, para orang tua itu tidak menyerah.

Awalnya metode ini dianggap sebagai "alternatif bagi masyarakat miskin". Praktik ini didukung oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2004, sebagai cara untuk mempromosikan kampanye menyusui dan merangsang perkembangan kognitif anak.

Kelahiran prematur tetap menjadi penyebab utama kematian bayi di dunia, di mana satu dari 50 bayi meninggal sebelum mereka mencapai usia satu bulan, demikian menurut WHO. (*)

Sumber: Deutsche Welle