Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beginilah Cara Ch Membuat Ekstasinya
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 15-04-2014 | 09:31 WIB
bikin_ekstasi.jpg Honda-Batam
Ch, memraktikkan cara membuat ekstasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Peralatan yang digunakan tersangka Ch, pelaku pemilik dan pemroduksi narkotika jenis ekstasi di Jalan Cinta Damai Perumahan Nimas Indah Blok C Nomor 20 Tanjungpinang, hanya sederhana. Bermodalkan satu set alat alat pembuat pil ekstasi berbentuk tabung kecil terbuat dari besi, produksinya mampu menembus ke sejumlah tempat hiburan malam di di Tanjungpinang, Batam, bahkan hingga ke Kabupaten Karimun.

Ch juga memraktikkan cara membuat barang haram itu, saat digelar konferensi pers di Mapolres Tanjungpinang, Senin (14/4/2014).

Awalnya, bahan pembuat ekstasi seperti pil ekstasi asal luar (ampetamin), sabu-sabu (metapitamin), didatangkan dari luar melalui rekanya berinisial Ah, Lt dan Ah. Setelah bahan baku itu sudah tersedia, Ch mulai meracik dengan sistem manual dan takaran yang sudah ditentukan.

"Biasanya, bahan-bahanya ekstasi Happy Five ditambah sabu-sabu satu dje, lalu pil Panadol tiga butir serta tepung putih," ujarnya.

Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan digiling halus dengan menambahakan sedikir air, kemudian dicetak dengan mengunakan satu set alat pembuat pil ekstasi berbentuk tabung yang terbuat dari besi. Dipadu dengan dua besi median pengepres, tersangka Ch dapat menghasilkan 50 butir ekstasi per hari. 

Awal pencetakan, tersangka memasukan tepung yang sudah tercampur tersebut ke dalam tabung besi dan memadatkanya dengan dua besi kecil dari atas dan bawah. Selanjutnya dilakukan diketuk-ketuk dengan martil.

"Kita ketok dua hingga tiga kali saja, lalu kita keluarkan pil ekstasi dengan logo, tanda centreng dan logo bunga. Dan, sudah jadi," ujarnya.

Agar pil ekstasi buatannya itu keras dan tidak mudah hancur, Ch juga mengaku harus mendinginkan barang tersebut di pendingin ruangan.

Selama mambuat ekstasi, tersangka Ch mengaku sering bekerja pada malam hari sendirian. Jumlah barang yang dihasilkan tergantung dari orderan si pemesan. Jika dipesan 100 butir, maka dirinya akan mengerjakan dalam dua hari.

"Kita cetak tergantung order, dan jual dengan harga grosir. Kalau ada yang mesan, kita kerjakan, dengan harga Rp150 ribu per butir," terangnya. (*)

Editor: Roelan