Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

RI-Jepang Perkuat Daya Saing IKM Otomotif Melalui Transformasi Digital
Oleh : Redaksi
Sabtu | 01-03-2025 | 16:04 WIB
JICA.jpg Honda-Batam
Program 'Kick Off Match Making' antara IKM otomotif dan penyedia solusi teknologi, pada 25 Februari 2025 di Kementerian Perindustrian, Jakarta. (Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) otomotif agar lebih kompetitif di tingkat global melalui percepatan transformasi digital.

Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), yang diwujudkan dalam program 'Kick Off Match Making' antara IKM otomotif dan penyedia solusi teknologi. Acara ini digelar pada 25 Februari 2025 di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, mengapresiasi dukungan Pemerintah Jepang melalui JICA dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas IKM otomotif Indonesia. "Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu IKM lebih unggul dan inovatif, sehingga mampu bersaing di pasar global," ujarnya, Kamis (27/2/2025), demikian dikutip laman Kemenperin.

Program Kick Off Match Making merupakan bagian dari proyek kerja sama teknis 'Automotive Industry Development' antara JICA dan Kemenperin. Inisiatif ini bertujuan mempertemukan IKM komponen otomotif (tier 2 dan tier 3 APM) dengan System Integrator (SIers) dan Tech Startup, guna meningkatkan efisiensi serta produktivitas industri otomotif nasional di era Industri 4.0.

Menurut Reni, digitalisasi dan otomatisasi menjadi langkah penting bagi IKM otomotif agar lebih kompetitif. Penerapan teknologi Industri 4.0 akan meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk, serta daya saing dalam rantai pasok global. Selain itu, IKM juga perlu memenuhi standar Quality, Cost, and Delivery (QCD) agar dapat masuk ke rantai pasok industri otomotif nasional dan internasional.

Peta jalan 'Making Indonesia 4.0', yang diluncurkan pada 2018, menjadi dasar penguatan sektor manufaktur, termasuk industri otomotif. Pada 2024, sektor manufaktur menyumbang 18,98% terhadap PDB nasional, mencerminkan peran strategisnya dalam pertumbuhan ekonomi.

Investasi di industri manufaktur juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 721,2 triliun atau 42,1% dari total realisasi investasi nasional. Lonjakan investasi sebesar 19,8% (year on year) menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri manufaktur Indonesia.

"Dengan transformasi digital, IKM otomotif akan semakin kompetitif, inovatif, dan produktif, sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri dalam jangka panjang," jelas Reni.

Industri otomotif memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tahun 2024, penjualan kendaraan roda empat atau lebih di dalam negeri mencapai 865.723 unit, sementara kendaraan roda dua terjual 6.333.310 unit.

Dirjen IKMA optimistis bahwa kerja sama dengan JICA dapat mempercepat digitalisasi IKM otomotif serta membuka peluang ekspansi ke pasar internasional. Program ini juga akan diperkuat dengan peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengembangan ekosistem industri berbasis teknologi.

Dalam rangka mempercepat adopsi teknologi, sebanyak 13 IKM komponen otomotif (supplier) dan 18 System Integrator (SIers) akan terlibat dalam temu bisnis berbasis digital 'Startup for Industry'. Program Matching Hub ini memungkinkan IKM menemukan penyedia solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan produksi mereka.

Kegiatan ini berlangsung dalam beberapa tahap: 26 Februari - 25 Maret 2025: Seleksi kebutuhan teknologi bagi IKM oleh JICA dan Kemenperin; dan Mei - Juli 2025: Implementasi teknologi Industri 4.0 oleh IKM otomotif dengan solusi dari SIers.

Direktur IKM Logam Mesin, Elektronik, dan Alat Angkut (LMEA), Dini Hanggandari, menegaskan Matching Hub menjadi langkah strategis dalam mempercepat transformasi digital di sektor industri. "Dengan sinergi yang kuat, IKM Indonesia dapat lebih mandiri, berdaya saing, dan berkontribusi dalam memperkuat perekonomian nasional," tutupnya.

Editor: Gokli