Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Temukan Lubang di Lapisan Pelindung Bumi di Pasifik Barat
Oleh : Redaksi
Selasa | 08-04-2014 | 10:07 WIB
Abb3de_w1.jpg Honda-Batam
(Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM - Para ilmuwan telah menemukan sebuah lubang di atmosfer yang memungkinkan senyawa ozon dan bahan kimia lainnya untuk mem-baypass "pembersihan" lapisan atmosfer secara alami.

Trosposfer, lapisan terendah dari atmosfer bumi, penuh dengan radikal hidroksil (OH) yang dikenal sebagai deterjen atmosfer. Hal ini karena OH sangat reaktif dan dapat memecah segala macam polutan, bahan kimia, dan zat alami yang dipancarkan oleh organisme hidup, termasuk manusia, tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroba. Zat-zat tersebut terlarut dalam air dan "dicuci" dari troposfer selama hujan.

Tapi ketika para ilmuwan mengirimkan balon cuaca melalui troposfer di atas daearh tropis di Pasifik Barat, nyaris berdekatan dengan Indonesia, mereka menemukan lubang setinggi 9 mil atau sekitar 14,5 km pada perisai pelindung OH ini yang membentang di atas beberapa ribu mil persegi. Dengan membiarkan bahan kimia tertentu terlepas ke tingkat atas atmosfer, kesenjangan OH dapat berkontribusi dalam penipisan lapisan ozon di atas kutub dan mempengaruhi iklim di seluruh dunia.

Bahkan di mana lapisan ini utuh pun perisai OH tak dijamin 100 persen tak ditembus. Ada beberapa bahan kimia yang tidak berinteraksi sebanyak OH, dan sebagian kecilnya tidak bisa disaring.

Bahan-bahan kimia mampu menembus hingga ke lapisan atmosfer berikutnya, stratosfer. Beberapa bahan kimia seperti halons, metil bromida, dan chlorofluorocarbon (CFC), dikenal mampu "mengoyak" ozon.

Karena proses degradasinya sangat lambat, umumnya selama bertahun-tahun, bahan-bahan kimia itu punya waktu untuk menyebar di seluruh dunia, merusak lapisan ozon di bagian atas atmosfer, dan berkontribusi terhadap lubang ozon di kutub. Namun, lubang OH di Pasifik Barat memungkinkan bahan-bahan kimia tersebut untuk langsung melaju ke stratosfer tanpa disaring sama sekali.

Penemuan lubang ini telah membantu memecahkan perbedaan dalam pemahaman kita tentang atmosfer. Pengukuran proses penipisan ozon telah lama dikenal lebih dari yang seharusnya dari model teoritis. Ketika peneliti menempatkan lubang OH dalam simulasi mereka, teori penipisan ozon hampir nyaris semirip data dunia nyata.

Lubang OH juga juga meloloskan bahan kimia seperti belerang dioksida (sulfur dioksida) -produk sampingan dari proses industri yang keluar dalam jumlah besar dari negara-negara berkembang secara ekonomi di Asia Tenggara- di dekat lubang. Sulfur dioksida memantulkan sinar matahari, menentang efek gas rumah kaca yang memerangkap panas seperti CO2. (*)

Editor: Roelan