Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penjualan Tiket Malaysia Airlines Anjlok
Oleh : Redaksi
Senin | 07-04-2014 | 10:42 WIB
wsj.jpg Honda-Batam
Foto EPA.

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Hilangnya pesawat MH370 sekitar sebulan lalu telah berdampak negatif pada penjualan tiket maskapai Malaysia Airlines. Apalagi, kini maskapai itu masih fokus pada kebutuhan keluarga penumpang.

Hal itu dikatakan Ahmad Jauhari Yahya, CEO Malaysia Airlines dalam sebuah wawancara. Menurut dia, perusahaan menunda evaluasi penuh atas dampak hilangnya MH370 terhadap bisnisnya untuk sementara waktu.

"Fokus utama kami sekarang adalah mengurus keluarga penumpang, dari segi pemenuhan kebutuhan emosional dan finansial mereka," kata Ahmad dalam sebuah wawancara. "Penting bagi kami untuk menyediakan jawaban bagi mereka dan juga dunia," kata Ahmad, Sabtu kemarin.

Malaysia Airlines harus bertahan melalui krisis dan menemukan sejumlah resolusi sebelum maju ke depan, kata Ahmad.

Perusahaan mencoba mengambil pelajaran dari insiden ini. Namun maskapai itu belum yakin kapan dapat mulai mengambil tindakan untuk memperbaiki citranya dan kembali promosi di pasar.

Malaysia Airlines akan berkonsultasi dengan pemerintah dan pemegang saham lainnya untuk membuat keputusan kapan akan kembali fokus ke bisnis, kata Ahmad.

"Kami masih harus menjalankan maskapai, menjual tiket, menerbangkan penumpang," kata Ahmad. "Situasi ini tidak mudah bagi kami, terutama bagi mereka yang kehilangan temannya."

Menurut Ahmad, penjualan tiket anjlok setelah MH370 -yang mengangkut 239 penumpang, sebagian besar warga Cina- hilang pada 8 Maret lalu. Salah satu penyebab penurunan ini adalah Malaysia Airlines menghentikan sementara semua iklan usai insiden.

Ahmad tidak menjelaskan dengan spesifik soal nilai penurunan penjualan tiket atau dampak insiden ini terhadap finansial maskapai.

"Kita hanya dapat menengok ke sejarah untuk melihat dampak (sebuah insiden) bagi maskapai bereputasi. Normalnya ada penurunan. Namun umumnya maskapai itu pulih dengan bertahap dan pada akhirnya bangkit dengan penuh," kata Andrew Herdman, direktur umum Asosiasi Maskapai Asia Pasifik, kepada The Wall Street Journal.

Malaysia Airlines dikelola oleh Malaysian Airline System Bhd. Mayoritas sahamnya dimiliki oleh lembaga pengelola dana pensiun pemerintah Malaysia.

Sebelum MH370 hilang, Malaysia Airlines telah kesulitan mengurangi pengeluaran dan menghadapi tantangan dari sejumlah maskapai tarif murah yang bermunculan di Asia Tenggara. Maskapai itu mencatatkan kerugian 1,17 miliar ringgit pada 2013, meroket dari kerugian 433 juta ringgit pada 2012 meski lebih rendah dari kerugian 2011 yang sebesar 2,5 miliar ringgit. (*)

Sumber: The Wall Street Journal