Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

WHO Akan Berikan Sertifikat Bebas Polio kepada Indonesia pada 27 Maret
Oleh : Redaksi
Jum'at | 07-03-2014 | 16:09 WIB
imunisasi polio.JPG Honda-Batam
Foto ilustrasi pemberian vaksin polio di puskesmas. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO), rencananya akan memberikan sertifikat bebas folio kepada Indonesia pada 27 Maret 2014 mendatang di acara Polio-Free Certificate Signing Ceremony di Gedung WHO SEARO di New Delhi, India. Informasi ini disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Tjandra Yoga Aditama.

"Direktur Regional WHO SEARO (South East Asia Regional Office, red) akan menyerahkan sertifikat bebas polio itu kepada Menteri Kesehatan Indonesia dan menteri kesehatan negara SEARO lainnya pada di New Delhi," kata Tjandra melalui surat elektroniknya yang dilansir situs resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (7/3/2014).

Menurut Tjandra, Kemenkes juga telah mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mencanangkan Indonesia Bebas Polio pada acara peresmian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, di Jakarta. Pencanangan itu sekaligus menandai dimulainya imunisasi pentavalen berskala nasional dan eliminasi malaria pada 200 kabupaten/kota di Indonesia.

Tjandra menyebutkan, virus polio liar terakhir yang berhasil diisolasi ialah pada tahun 1995, yaitu tipe 1 di Provinsi Jawa Timur, dan tipe 3 di Provinsi Sumatera Utara. Sedang pada  2005 – 2006 telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) virus polio tipe 1 impor yang berasal dari Timur Tengah.

Secara keseluruhan, KLB impor waktu itu terjadi di 10 provinsi dan 47 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dan kasus yang dilaporkan berjumlah 305. "Setelah program penanggulangan yang dilakukan secara besar-besaran, maka kita alhamdullillah berhasil mengeradikasi dan tidak pernah ada lagi kasus polio di Indonesia," katanya.

Sebagai komitmen terhadap program eradikasi polio global, menurut Tjandra, dalam lima tahun terakhir Direktorat Jenderal P2PL telah melaksanakan program eradikasi polio (erapo) yang berupa pemberian imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN), dan melakukan pengawasan terhadap  lumpuh layuh akut atau acute flaccid paralysis (AFP)  yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Selain itu juga meniadakan virus yang timbul, serta mengamankan virus polio liar di laboratorium. (*)

Editor: Roelan