Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diare, Sepele Tapi Bisa Membahayakan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 28-02-2014 | 14:02 WIB

BATAMTODAY.COM - Diare sering dianggap penyakit yang sepele. Namun, jika tidak ditangani dengan baik dan benar, diare juga bisa menyebabkan kematian.

Dikutip dari Medical News Today, diare adalah suatu kondisi buang air dengan frekuensi yang tinggi, atau kebalikan dari sembelit. Ada banyak faktor penyebab diare, mungkin ada yang menular atau non-infeksi. 

Kondisi diare ada dua macam, diare akut dan diare kronis. Diare akut, yang berarti diare yang tidak berkepanjangan, dan merupakan penyebab kematian yang sangat umum di negara-negara berkembang, terutama di kalangan anak-anak dan bayi. Ini biasanya muncul dengan cepat dan dapat berlangsung dari antara lima sampai sepuluh hari. 

Sementara diare kronis, yang berarti diare jangka panjang adalah penyebab kedua kematian di antara anak-anak di negara berkembang. 

Penderita diare biasanya sering diawali dengan gejala demam dan atau sakit perut (kram perut). Diare dapat disebabkan oleh sindrom radang usus (inflammatory bowel syndrome, IBS), penyakit Crohn, alergi, atau infeksi. 

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 3,5 juta kematian setiap tahun diakibatkan oleh diare. Sebanyak 80 persen dari kematian terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Anak-anak lebih rentan terhadap komplikasi diare karena si kecil yang kehilangan cairan bisa menyebabkan dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa. 

Para peneliti di Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center, Amerika Serikat, menemukan, sebuah bakteri yang disebut enteroaggregative E. coli, menjadi penyebab 10 persen kasus diare pada anak-anak.


Lima Jenis Diare

Diare sekretori 

Diare dengan kondisi usus menyekresi cairan lebih banyak dari biasanya, atau usus tak dapat menyerap cairan dengan baik. Dalam kasus seperti ini kerusakan struktural terbilang minimal. Hal ini paling sering disebabkan oleh toksin kolera - protein yang disekresikan oleh bakteri Vibrio cholera. 

Diare osmotik 

Terlalu banyak air yang masuk ke dalam perut. Ini mungkin hasil dari penyakit celiac, penyakit pankreas, atau obat pencahar. Terlalu banyak magnesium, vitamin C, laktosa yang tidak tercerna, atau fruktosa yang tercerna juga bisa memicu diare osmotik. 

Diare yang terkait motilitas

Makanan bergerak terlalu cepat melalui usus (hipermotilitas). Jika makanan bergerak terlalu cepat maka tidak ada cukup waktu untuk menyerap nutrisi dan air yang cukup. Pasien yang memiliki vagotomy (pemindahan atau pemutusan saraf vagus) serta orang-orang dengan neuropati diabetes rentan terhadap jenis diare ini. 

Diare inflamasi 

Terjadi peradangan pada lapisan usus. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, atau masalah autoimun seperti IBS (penyakit inflamasi usus). TBC, kanker usus besar dan enteritis juga dapat menyebabkan diare inflamasi. 

Disentri 

Adanya darah dalam tinja biasanya merupakan tanda disentri, bukan diare. Disentri disebabkan oleh pelepasan kelebihan air yang disebabkan oleh hormon antidiuretik dari kelenjar hipofisis posterior. Disentri merupakan salah satu gejala dari Shigella, Entamoeba histolytica, dan salmonella. 

Web MD, situs kesehatan popular, memaparkan jenis-jenis makanan yang bisa menyebabkan diare yang meskipun bagus untuk kesehatan, mungkin patut dihindari.

1. Gorengan: Pemicu diare

Mengonsumsi gorengan yang tinggi lemak bisa menyebabkan diare. Saus kaya, potongan lemak daging, dan mentega atau makanan penutup krim juga dapat menyebabkan masalah. Pilihlah makanan yang dipanggang dan sedikit saus untuk pengganti mentega atau krim pada sayuran.

2. Jeruk: Distress usus

Buah jeruk yang tinggi serat dapat menyebabkan sakit perut bagi sebagian orang. Hindari makann jeruk atau buah lainnya jika Anda merasa mual.

3. Gula buatan: Diare, kram

Mengunyah terlalu banyak permen karet bebas gula yang dibuat dengan sorbitol telah ditemukan turut menyebabkan diare dan kram. Mengonsumsi lebih dari 50 gram sorbitol per hari dapat menyebabkan kesulitan usus. Alasannya, tubuh kita tidak dapat mencerna sorbitol.

4. Terlalu Banyak Serat: Gas dan Kembung

Sebenarnya, makanan tinggi serat seperti biji-bijian dan sayuran sangat baik untuk pencernaan. Tapi jika terlalu banyak maka sistem pencernaan Anda mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan sehingga memicu munculnya gas dan kembung. 

5. Kacang-kacangan: Gas dan Kram

Kacang yang mengandung gula jika dicerna dapat menyebabkan gas dan kram. Tubuh manusia tidak memiliki enzim untuk memecah gula tersebut. Bakteri dalam usus kita melakukan pekerjaan, membuang gas dalam prosesnya. Rendam kacang kering setidaknya selama empat jam dan keringkan airnya untuk menghilangkan beberapa gula yang tak dapat dicerna.

6. Kubis dan sejenisnya: Gas dan Distress Pencernaan

Kubis, brokoli, dan sayuran lainnya mengandung gula yang sama halnya pada kacang sehingga menimbulkan gas. Kandungan serat yang tinggi juga menyulitkan untuk dicerna jika dimakan berlebihan. Dengan cara dimasak mungkin bisa membantu mengurangi masalah.

7. Fruktosa: Diare, Kembung, kram

Makanan yang dimaniskan dengan fruktosa -termasuk soda, permen, jus buah, dan kue-kue- sulit untuk dicerna oleh beberapa orang dan menyebabkan diare, kembung, kram, dan kesulitan lainnya.

8. Makanan pedas: Mulas dan Gangguan pencernaan

Beberapa orang mengalami gangguan pencernaan atau mulas setelah makan makanan pedas, terutama setelah makan banyak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan panas dalam cabai yang disebut capsaicin dapat memicu maag.

9. Produk Susu: Intoleran pada laktosa

Jika produk susu memicu diare, kembung, dan gas, Anda mungkin intoleran pada laktosa. Kondisi ini berasal dari kurangnya enzim laktase yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. 

10. Peppermint: Asam reflux dan Mulas

Peppermint mungkin terdengar mendinginkan, namun dapat bercokol pada otot di bagian atas perut yang memungkinkan makanan untuk refluks ke kerongkongan dan menyebabkan mulas. Penyebab lain mungkin termasuk cokelat atau kopi. (*)

Editor: Roelan