Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspada, Flu Burung Jenis Baru Bisa Mematikan
Oleh : Redaksi
Kamis | 06-02-2014 | 10:30 WIB
130425155628-china-bird-flu-map-0425-story-top.jpg Honda-Batam
Peta penyebaran flu burung di Cina pada April 2013 lalu. (Grafis: CNN)

BATAMTODAY.COM - Para pakar khawatir dengan penyebaran flu burung jenis baru yang telah menewaskan satu orang perempuan di Cina. Pasien berusia 73 tahun dari Kota Nanchang itu tertular virus H10N8 setelah mendatangi sebuah pasar unggas hidup, meski tidak diketahui apakah hal itu sumber infeksi.

Orang kedua yang terinfeksi berasal dari provinsi Jiangxi.

Para ilmuan mengatakan kepada The Lancet bahwa potensi virus baru tersebut untuk berkembang menjadi pandemi yang "jangan dianggap enteng." Pasalnya, virus flu burung jenis baru ini belum pernah ditemukan sebelumnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Cina sudah disibukkan dengan upaya pengendalian virus flu yang tidak pernah dikenal sebelumnya yaitu H7N9. Virus itu menewaskan seperempat dari total orang yang tertular.

Para ilmuan yang mempelajari virus H10N8 itu mengatakan, jenis baru ini memiliki karakter genetik yang memungkinkannya berkembang biak dengan efisien pada manusia. Kecemasan terbesar adalah bila kelak virus ini bisa menyebar antar manusia.

Dr John McCauley, Direktur Influenza WHO, mengatakan, "Kasus ini mengingatkan kita untuk waspada terhadap infeksi pada manusia dari virus flu hewan, seperti kasus-kasus H7N9 di Cina yang meningkat setiap harinya. Sebelumnya kita tidak pernah berpikir bahwa H7N9 bisa mematikan. Kini kita harus juga memikirkan infeksi H10N8."

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus infeksi H7N9 manusia yang telah dilaporkan sejauh ini berada di Cina, Hong Kong dan Taiwan. Virus ini muncul pada manusia awal tahun 2013. 

Sampai saat ini telah ada lebih dari 200 kasus dengan lebih dari 50 kematian. Sebagian besar yang terinfeksi dilaporkan melakukan kontak dengan unggas hidup, dan sejauh ini tidak ada informasi yang mendukung tentang penularan dari manusia ke manusia, kata WHO. (*)

Sumber: BBC