Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Proses Terjadinya Kanker
Oleh : Redaksi
Kamis | 06-02-2014 | 08:04 WIB

BATAMTODAY.COM - Kanker muncul akibat adanya penumpukan secara perlahan sel-sel yang telah rusak, yang tak bisa diperbaiki lagi. Setiap kanker yang timbul berasal dari "mutasi" atau perubahan gen. 

Jarang sekali kanker diwariskan dari orang tua kepada anak. Karena, sebagian besar dari penyakit kanker muncul seiring perjalanan hidup seseorang. Satu dari 100 triliun sel-sel yang ada dalam tubuh manusia suatu saat bisa saja mengalami kemunduran, yakni perubahan dari sel-sel sehat yang berfungsi normal menjadi sel-sel tumor.

Perubahan yang terjadi pada sel terutama disebabkan oleh sinar UV, sinar X, dan bahan-bahan kimia penyebab kanker. Yang termasuk bahan-bahan kimia penyebab kanker adalah Benzopyrene, yakni zat berbahaya yang terjadi akibat adanya pembakaran. 

Benzopyrene biasanya ditemukan pada produk-produk yang dimasak dengan api atau pengasapan. Benzopyrene mengakibatkan timbulnya sebuah zat tertentu yang secara kimia bisa mengikat DNA, dan ikatan inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur DNA.

Perubahan ini merugikan proses pembelahan sel, dan sebaliknya menguntungkan proses "mutasi". Semakin lama seseorang mengonsumsi tembakau, maka semakin besar pula zat-zat penyebab kanker yang dihisap oleh si perokok, sehingga semakin tinggi pula risiko bahwa zat-zat penyebab kanker yang telah ia hisap tersebut sebagai pemicu terjadinya perubahan struktur dalam gen.

Risiko terjadinya "mutasi" akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Karena, tubuh seseorang yang semakin berumur tidak bekerja seoptimal dulu. Inilah yang dengan mudah memicu terjadinya kesalahan pada pembelahan sel.

Satu kesalahan saja yang terjadi dalam gen bisa menyebabkan tubuh tak lagi bisa memproduksi zat putih telur atau protein penting. Akibatnya, ini akan memungkinkan terjadinya perubahan struktur gen dalam skala ringan. Meski hanya dalam skala ringan, namun  sudah bisa menyebabkan sel tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Perubahan gen yang paling berbahaya adalah jika perubahan tersebut menimpa gen dan protein yang bertugas mengontrol pertumbuhan sel-sel. Akibatnya, dalam keadaan tertentu siklus sel-sel bisa keluar jalur, sehinga sel-sel tersebut mengalami degradasi atau kemunduran.

Sel-sel yang gennya telah mengalami perubahan tersebut bisa berubah menjadi sel-sel tumor. Sel-sel tumor ini tumbuh sendiri tanpa perintah dan bisa membelah tanpa kontrol. 

Jika sel-sel yang rusak ini berkembang biak, tapi tetap tinggal di satu tempat, maka sel-sel ini akan menjadi tumor baik yang bisa dengan mudah diangkat melalui sebuah operasi.

Namun, jika sel-sel dari tumor tersebut pecah dan kemudian menyebar ke tempat lain dalam tubuh lalu berkembang biak di sana, maka sel-sel tersebut telah berubah menjadi sel-sel tumor jahat. Parahnya, benjolan kanker yang baru timbul tersebut akan memicu terjadinya pembentukan pembuluh darah baru di sekeliling benjolan. 

Dari pembuluh darah inilah tumor mendapat makanan, sehingga tumor yag terletak di tempat-tempat terpencil dalam tubuh pun bisa tumbuh.

Dalam sebuah sistem yang rumit, perubahan struktur DNA semacam itu adalah suatu kesalahan yang tak bisa dihindari. Untuk menangkal hal semacam ini, untungnya tubuh manusia secara alami telah meyediakan mekanisme-mekanisme perbaikan, salah satu contohnya adalah protein. 

Protein atau zat putih telur ini melakukan perbaikan dan kontrol terus-menerus terhadap DNA. Selain itu protein ini juga bertugas memusnahkan sel-sel yang telah rusak yang bisa berubah menjadi kanker.

Tapi tentu saja, mekanisme perlindungan semacam ini bisa saja tak berfungsi. Contohnya jika kesalahan dalam rencana pembangunan DNA yang terjadi disebabkan sendiri oleh si penjaga kanker atau misalnya karena mekanisme perlindungan tersebut tak bisa lagi dengan baik menjalankan tugasnya. 

Mekanisme perlindungan tubuh bisa juga tak berfungsi jika protein tersebut telah kelebihan beban, sehingga mekanisme perlindungan tubuh mengabaikan proses "mutasi" yang pada keadaan tertentu bisa memicu perkembangan kanker. 

Lantas, seberapa bagus kerja mekanisme perbaikan tubuh kita? Hal ini berbeda-beda pada tiap-tiap orang. (*)

Sumber: Deustche Welle