Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bencana Alam Diberbagai Daerah

DPR Minta Pemerintah Segera Atasi Kerusakan Ekologi
Oleh : Surya
Rabu | 22-01-2014 | 13:26 WIB
firman soebagyo.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo

BATAMTODAY.COM, Jakarta -  DPR menilai bencana banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini tidak lepas dari kerusakan ekologis yang terjadi secara massif beberapa tahun terakhir.



Berbagai kerusakan tersebut sebagai akibat kebijakan pembangunan yang tidak memperhatikan alam.  Di antaranya, terjadi melalui pembabatan hutan, lahan hijau  dan kawasan-kawasan penahan air.

"Ini konsekuensi dari model pembangunan yang tidak berpihak kepada kelestarian alam. Pembangunan yang berbalut dengan ketamakan dan keculasan," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Firman Subagyo di Jakarta, Rabu (21/1/2014)

Firman yang pengurus DPP Partai Golkar tersebut mengatakan, laju kerusakan ekologis di Indonesia dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. Itu terlihat dari penurunan luas tutupan hutan di Indonesia dari 49,37% pada 2008 menjadi 47,73% pada 2012 atau mengalami degradasi sebesar 1,64% dalam waktu empat tahun. Kerusakan yang terus menerus terjadi seakan dibiarkan.

"Pemerintah harus mengambil sikap yang tegas terhadap rencana pembangunan yang tidak memperhatikan alam ini. Pemerintah harus bertindak tegas terhadap segala bentuk rencana pembangunan yang secara Amdal akan merugikan. Pemerintah harus bertindak cepat menyelamatkan ekologi yang makin rusak parah ini," katanya.

Berbagai kejadian bencana banjir yang saat ini terjadi, termasuk pada waktu yang lalu, sekaligus menunjukkan rusaknya wilayah disekitarnya.Di antaranya, karena daerah resapan yang harusnya jadi kawasan yang tidak boleh dibangun, nyatanya dipaksakan untuk kepentingan bisnis.

"Alih fungsi lahan yang tidak pada tempatnya, dan hanya untuk kepentingan bisnis membuat kerusakan semakin tak terelakkan. Ini tidak lepas dari peran pemerintah yang mengizinkannya," katanya.

Hal itu bisa dilihat dari banjir yang melanda Jakarta yang titiknya makin meluas. Kawasan-kawasan langganan banjir merupakan kawasan perumahan dan bantaran sungai. Kawasan-kawasan perumahan tersebut, katanya, dulu merupakan kawasan yang menjadi titik penampung air, baik itu daerah rawa, situ, danau, waduk maupun ruang terbuka hijau.

Selain Jakarta, tercatat, banjir juga terjadi Pekanbaru (Riau), Batam (Kepulauan Riau), Manado (Sulawesi Utara), Tulang Bawang (Lampung), Kota Jambi, Kabupatan Bungo, Merani dan Sorolangun (Jambi), Musi Rawas  (Sumsel), Kutai Kertanegara (Kalimantan Timur), Kabupaten Barru (Sulsel),  serta Cirebon, Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu (Jawa Barat) dan lain-lain.

Editor : Surya