Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Umat Hindu di Kelantan Minta Thaipusam Dijadikan Hari Libur
Oleh : Redaksi
Rabu | 15-01-2014 | 11:47 WIB
506_Thaipusam2011-505x337_3_2.jpg Honda-Batam
Perayaan Thaipusam. (foto: net)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Masyarakat penganut agama Hindu di Kelantan meminta pemerintah setempat menjadikan perayaan Thaipusam sebagai hari libur nasional di negeri ini. 

Ketua MIC Kelantan, M Kuppusamy, mengatakan langkah itu untuk memungkinkan penganut Hindu di negeri itu menyambut perayaan tersebut tanpa perlu meminta cuti.  "Kita akan membuat permohonan secara tertulis kepada pemerintah negeri untuk memungkinkan perayaan Thaipusam dijadikan hari libur nasional pada tahun depan," katanya kepada Bernama

Kuppusamy mengatakan perayaan Thaipusam pada Jumat ini akan diadakan di Tumpat dengan dihadiri lebih 500 umat Hindu di negeri itu. 

Minggu lalu, pemerintah di bagian negara Kedah mengumumkan jika pada Jumat ini sebagai libur  sempena perayaan Thaipusam. 

Hari Thaipusam merupakan perayaan umat beragama Hindu di seluruh dunia untuk menghormati dewa Hindu, Dewa Murugan atau juga dikenali sebagai Dewa Subramaniam. Thaipusam dirayakan pada bulan 'Thai' bulan kesepuluh dalam kalendar Tamil. Pada hari Thaipusam, bulan penuh melintasi bintang terang, Pusam dalam zodiak Cancer.

Hari Thaipusam merupakan hari menunaikan nazar dan menebus dosa atau memohon ampun di atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama ini. Namun, tidak semua penganut Hindu akan menunaikan nazar. 

Pada hari itu mereka akan membawa susu yang berwarna putih karena susu itu dianggap paling suci. Susu tersebut diisikan dalam belanga tembikar atau kini dalam belanga aluminium. Belanga berisi susu ini akan dihias dengan pelbagai corak, warna , daun dan benang. 

Belanga ini akan dijunjung di atas kepala dari luar kuil hinggalah ke dalam kuil. Tidak semua penganut Hindu membawa belanga berisi susu ini.

Selain itu, banyak juga lelaki umat Hindu yang mencukur rambut pada hari tersebut dan menyapukan campuran serbuk cendana dan air di atas kepala. Perayaan menggunting rambut ini ada disediakan di luar kuil dengan bayaran tertentu. Ia merupakan satu bentuk melepaskan atau membayar nazar. (*)

Sumber: Bernama