Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Penyebab Harga Kebutuhan Pokok di Tanjungpinang 'Menggila'
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 03-01-2014 | 15:38 WIB
buruh._sri_payugjpg.jpg Honda-Batam
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sri Payung, Tanjungpinang.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - 'Menggilanya' harga kebutuhan pokok di Tanjungpinang ternyata dipengaruhi beberapa faktor. Selain faktor cuaca, minimnya fasilitas Pelabuhaan Kargo Sri Payung Km VI, Tanjungpinang dalam melayani bongkar muat barang dari sejumlah kapal kargo, menjadi faktor penyebab mahalnya sejumlah bahan pokok dan keperluan rumah tangga di ibukota Provinsi Kepulauan Riau itu.

Ali, salah seorang pedagang beras dan sayur mayur asal Sumatera Barat mengatakan, tingginya biaya transportasi barang yang dijualnya menjadi penyebab dirinya menaikan harga barang di pasaran Tanjungpinang.

"Bagaimana tidak, kapal yang membawa barang kita sampai hari ini, satu minggu kemudian baru bisa dibongkar, karena sarana pelabuhan dan kapal bongkar muat barang banyak yang menganteri di Pelabuhan Sri Payung Km VI," kata Ali pada BATAMTODAY.COM, Jumat (3/1/2014).

Hal yang sama juga dikatakan Budi, pedagang bahan kelontong lainnya. Bahkan kata dia, ketimbang jarak tempuh dari Jakarta ke Tanjungpinang, kapal barang yang disewanya lebih lama mangkal dan menganteri di pelabuhan untuk bongkar muat, karena fasilitas pelabuhannya yang tak memadai.

"Lebih lama mangkal di pelabuhan kapalnya. Bisa hingga 2 sampai 3 mingguan, akibat ramainya antrian," sebutnya.

Akibatnya, tingginya pengeluaran sarana transportasi yang hanya menganggur untuk bongkar muat di pelabuhaan, sejumlah pedagang mengaku merugi dan tidak jarang harga barang yang sebelumnya dapat diminimalisir, terpaksa harus dinaikan guna menutupi ongkos transportasi yang sangat mahal.
    
Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmanyah yang ditanya mengenai mulai melonjaknya harga bahan pangan mengatakan sampai saat ini pihaknya sudah secara rutin melakukan survei terhadap harga bahan pokok di pasar.

"Hingga saat ini, kita secara rutin melakukan survei pasar untuk melihat gejolak harga pangan di Tanjungpinang. Apalagi, ditambah dengan memasuki musim Angin Utara, yang mengganggu sarana transportasi pengangkutan sembako dari daerah luar ke Tanjungpinang," kata Lis.

Terkait masalah fasilitas bongkar muat di Pelabuhan Kargo Sri Payung Km VI Tanjungpnang yang tidak memadai, Lis mengatakan hal tersebut merupakan kewenangan PT Pelindo. Dia menekankan PT Pelindo hendaknya dapat memperbaiki pelayanannya, karena hal itu sudah menjadi masalah krusial dari beberapa tahun lalu.

Editor: Dodo