Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jika Gunakan Nilai UN Murni, Separuh Siswa SMP di Kepri Tak Lulus Tahun Ini
Oleh : Roel
Minggu | 29-12-2013 | 14:13 WIB
komparasi_nilai_un.jpg Honda-Batam
Tabel komparasi nilai ujian SMP dan SMA IPA di Provinsi Kepri pada UN 2013.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kualitas nilai kelulusan pada ujian nasional (UN) masih diragukan. Pasalnya, kelulusan tersebut lebih "ditolong" oleh nilai sekolah daripada nilai UN murni.

"Kalau dulu, yang namanya NEM (Nilai Ebtanas Murni, red) itu benar-benar kualitas nilai secara nasional. Tapi sekarang, hampir sebagian besar siswa lulus karena ditolong oleh nilai sekolah," papar Agustar, anggota Majelis Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (MPPKR).

Sebagaimana diketahui, nilai akhir sekolah yang menentukan kelulusan siswa, 60 persen merupakan nilai sekolah, dan hanya 40 persen nilai UN. Menurut Agustar, formula tersebut diterapkan untuk "mengakomodir" tuntutan penghapusan pelaksanaan UN dari berbagai pihak.

Namun, bukan formulasi itu yang membuat Agustar prihatin. "Selisih nilai sekolah dan nilai ujian nasional itu yang mencengangkan. Ada salah satu SMP di Batam, nilai metematika dari UN hanya 3,01, tapi nilai sekolahnya 9,5. Karena 'ditolong' nilai sekolah itu makanya siswa bisa lulus," ungkap Agustar dalam rapat koordinasi MPPKR dengan Dewan Pendidikan kabupaten/kota se-Kepulauan Riau, di Plaza Hotel Tanjungpinang, Sabtu kemarin.

Sebagaimana diketahui, persentase kelulusan jenjang SMA/MA/SMK di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri pada UN 2013 lalu mencapai 99,68 persen. Dari 16.630 siswa, sebanyak 16.575 siswa dinyatakan lulus dan hanya 55 orang siswa yang tak lulus.

Sementara pada jenjang SMP/MTs sebanyak 275 orang siswa di Kepri gagal dalam UN 2013. Dari 20.781 peserta UN, sebanyak 20.506 orang atau 98,68 persen siswa berhasil lulus.

Namun, dari analisis Agustar berdasarkan nilai UN, jumlah kelulusan di Kepri cukup mencengangkan. "Kalau dilihat dari hasil nilai UN murni, angka tak lulus SMP di Kepri tahun ini mencapai 50,02 persen. Artinya, ada 10.394 siswa (SMP/MTs) yang tak lulus. Sedangkan yang tak lulus di SMA (IPA) sebesar 32,07 persen," ungkap Agustar.

"Ini menunjukkan, kelulusan 100 persen bukanlah indikator utama mutu sebuah sekolah. Kalau pun menunjukkan kualitas, itu hanya kualitas semu," tegasnya.

Dia mencontohkan, persentase ketidakkelulusan UN SMP di Kota Batam tahun ini cuma 0,56 persen. Namun, jika menggunakan nilai UN, persentase ketidaklulusan mencapai 47,44 persen.

Sedangkan di jenjang SMA IPA, tidak ada yang tidak lulus alias kelulusannya mencapai 100 persen. Namun jika menggunakan nilai UN, persentase ketidaklulusan mencapai 20,44 persen.

"Yang parah memang di Lingga. Siswa SMA IPA di Lingga yang tidak lulus nol persen, dan SMP 8,30 persen. Tapi, jika digunakan nilai UN murni, ketidaklulusan SMA IPA di Lingga mencapai 69,88 persen, dan SMP 51,95 persen," terang Agustar. (*)